PASIRPENGARAIAN---Pertumpahan darah kembali terjadi di daerah perbatasan Riau-Sumut, Kamis, (2/2), pukul 10.00 Wib, terjadi bentrok antara masyarakat Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu (Riau) dengan PT Mazuma Agro Indonesia (MAI) yang berada di Dusun Kuta Parit Desa Sei Korang Kecamatan Huta Raja Kabupaten Padang Lawas (Sumut).
Konflik sengketa lahan yang belum tuntas, akibat belum adanya kesepakatan tapal batas Riau-Sumut yang masih berada dikawasan hutan lindung, memicu enam warga Desa Batang Kumu Kecamatan Tambusai menjadi korban penembakan, yang diduga ditembak oleh oknum BKO Brimob Polda Sumut yang ditugaskan di PT MAI dengan berpakaian lengkap menggunakan senjaa laras panjang.
Sementara lima warga Batang Kumu lainnya termasuk salah seorangnya kaum ibu yang belum ditemukan pihak keluarganya, dituding oleh korban ditahan oleh Oknum BKO Brimob PT MAI.
Pantauan Riau Pos (Group JPNN) di Rumah Sakit Umum Daerah Pasirpengaraian, enam warga Batang Kumu Kecamatan Tambusai yang mengalami luka tembak tersebut, sebelum di larikan ke RSUD Pasirpengaraian, sempat dibawa ke Puskesmas Tambusai.
Karena korban mengalami luka tembak yang cukup serius, yang mengenai pangkal paha, betis, paha bagian bawah, pantat bagian kanan, sehingga lima dari enam Warga Batang Kumu tersebut, dirujuk ke RSUD Pasirpengaraian untuk mendapatkan perawatan intensif, korban bernama Rantau Sirait (27), Johanes Sitorus (35), Nomus Sihombing (34), Frangky Dolok Saribu (30), Osmar Sihombing (30).
Sedangkan korban Joni Sihotang (28) yang mengalami luka tembak di bahu kiri, yang kini dirawat di Puskesmas Tambusai Dalu-dalu.Dimana kelima korban tiba di Puskesmas Tambusai sekitar pukul 13.00 Wib.
Para korban, disana hanya mendapat pertolongan pertama dari petugas medis, sementara Kepala Puskesmas Tambusai Parlin Sijabat, tak berada di tempat, karena sedang mengikuti acara pelantikan pejabat eselon IV di Gedung Daerah PAsirpengaraian, sehingga para korban luka tembak dirujuk ke RSUD Pasirpengaraian.
Salah seorang korban bernama Frangky Dolok Saribu yang diwawancarai Riau Pos, Kamis (2/2) disaat berada di ruang UGD RSUD Pasirpengaraian, menyebutkan, ia mengalami luka tembak di pangkal paha kanan.Terjadinya bentrok dengan oknum BKO Brimob Polda Sumut yang bertugas di PT MAI, didaerah perbatasan Riau-Sumut,
Berawal, tujuan warga ke lahan konflik sengketa lahan seluas 5.800 hektar, untuk melakukan perdamaian kesepakatan di lahan tersebut.Dimana sekitar 150 masyarakat Batang Kumu Kecamatan Tambusai berkumpul di salah satu bukit, begitu juga karyawan, Security PT MAI, termasuk BKO Brimob dan massa yang digerakkan perusahaan berada di bukit yang berbeda.
Dalam mediasi di lahan konflik itu, pihak perusahaan memasukkan satu unit alat Buldozer untuk menumbangkan pohon sawit dan sawah masyarakat yang sudah ditanam.Aksi perusahaan itu, lanjutnya masyarakat tetap bersabar.
Kemudian, jelang beberapa menit, pihak perusahaan kembali memasukan satu unit lagi alat berat Buldozer untuk merusak tanaman masyarakat.Meski Sehingga masyarakat Batang Kumu habis kesabarannya, karena tanaman masyarakat dirusak.
Lalu masyarakat beramai-ramai menghalau dan menyerang kernet Buldozer, termasuk masyarakat yang diberdayakan PT MAI untuk melakukan perlawanan.Dimana sekitar 10 orang Oknum BKO Brimob yang PAM di PT MAI dengan berpakain lengkap dan senjata laras panjang membantu pihak perusahaan untuk menyerang warga.
Kondisi memanas, ratusan warga terjadi baku hantam di lapangan antara warga dengan security perusahaan dan oknum BKO Brimob.Bahkan sempat terjadi aksi kejaran-kejaran dengan masyarakat, Security perusahaan.
Bahkan Oknum BKO Brimob Polda Sumut di bawah komando Polres Tapanuli Selatan, sempat melepaskan tembakan ke udara, bahkan mengejar dan menembak warga hingga mengejar ke perkampungan dan lahan perkebunan.
Dalam pada itu, Korban luka tembak di belakang paha bernamas Osmar Sihombing, mengaku ia korban yang pertama di tembak oleh oknum BKO Brimob dengan jarak lebih kurang 50 meter.Ia ke lokasi konflik, terjebak di tengah jalan. Ia tidak sempat lagi memutar sepeda motornya sehingga lari ke arah perkebunan sawit masyarakat.
‘’Saya terkejut, melihat darah dan rasa sakit yang kuat di bagian paha bagian kiri.Saya tak bisa berlari dan terjatuh hingga berusaha kabur dari lokasi.Ada sekitar 10 puluh Oknum BKO Brimob berpakaian lengkap dengan menggunakan laras panjang.’’ ujarnya
Ditambahkan Frangky Dolok Saribu (30), mulai memanasnya di daerah perbatasan sudah berlangsung 4 hari.Namun pada hari ini, terjadi bentrok, karena perusahaan tidak memenuhi sepakatan yang telah dibuat sebelumnya.
Tujuan mediasi ini, untuk mencari kesepakatan, dan menentukan titik dengan kompas, bukan parit gajah yang dibangun PT MAI sebagai pembatasnya. Ia mengaku, pangkal pahanya ditembak oleh Oknum BKO Brimob PAM PT MAI dengan senjata laras panjang dengan jarak 2 meter.Begitu juga, Rantau Sirait (27), Johanes Sitorus (35), Nomus Sihombing (34), ditembak dengan jarak lebih kurang 2 meter oleh oknum Brimob yang tidak berpihak kepada rakyat.
‘’Bentrok ini, Warga Batang Kumu yang ditembak tidak ada meninggal, hanya saja lima warga kami diculik oleh PT MAI.Memang dari bentukan ini, massa sempat menghajar salah seorang Security PT MAI, yang kemungkinan meninggal,’’ujar Frangky Dolok Saribu mengaku suasana sempat mencekam dengan adanya aksi brimob yang melempaskan tembakan ke warga
‘’Bentrok ini terjadi karena security PT MAI tidak bisa menahan emosinya, mereka lah yang provokator dan mengajak berkelahi dengan warga.Kita dilokasi membawa Bendera Merah Putih sebagai lambing perdamain’’ jelasnya
Menurutnya, dari enam warga yang diduga ditembak oleh oknum BKO Brimob Polda Sumut yang PAM di PT MAI, empat diantaranya warga Batang Kumu yakni Rantau Sirait,Johanes Sitorus, Nomus Sihombing, Frangki Dolok Saribu.Sedangkan dua korban lagi Warga Murini Kelurahan Tambusai Tengah Kecamatan Tambusai bernama Osmar Sihombing dan Joni Sihotang.
Zahrial menyebutkan, pihaknya bersama Kapolsek Tambusai, Danramil, Kepala Desa Batang Kumu telah turun ke TKP, untuk mengamankan warga Batang kumu didaerah perbatasan.Sebab pemerintah kecamatan tidak bisa berbuat banyak.
Hanya mengamankan korban luka tembak 6 orang, lima korban di rawat di RSUD Pasirpengaraian dan satu orang korban dirawat di Puskesmas Tambusai.
’’Kami minta Pemprov Riau, untuk menyelesaikan tapal batas Riau Sumut, sebab penyelesaian sengketa lahan ini domainnya provinsi.Agar segera diselesaikan, supaya masyarakat tidak menjadi korban.Sebab, dulunya sudah pernah terjadi pembakaran alat berat oleh masyarakat.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi kepada Humas PT MAI R Siregar, terkait adanya penyerangan PT MAI terhadap warga Batang Kumu Kecamatan Tambusai, yang mengakibatkan 6 warga Desa Batang Kumu luka tembak, handphonenya tidak aktif.Bahkan dicoba dihubungi Riau Pos berkali-kali hingga tadi malam belum berhasil dikonfirmasi.(epp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nelayan Kuala Raja Terancam Kelaparan
Redaktur : Tim Redaksi