Enam WNA Asal Timteng Dideportasi

Kamis, 16 Februari 2012 – 01:09 WIB

TANGERANG - Memasuki tanah air dengan paspor palsu, membuat  sepasang suami istri warga negara (WN) Iran beserta dua anaknya dibekuk petugas Imigrasi Kelas I Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Pasalnya, satu keluarga itu menggunakan paspor palsu Prancis. Mereka dibekuk sesaat tiba di Terminal 2 D Kedatangan, Bandara Soetta, Senin (13/2) lalu.

Empat WN Iran itu bernama Sharokh Fatehi Ghahfarokhi, 45 (ayah), Niloufar Kheiry Avarvand, 35 (ibu) serta anaknya, Pateha Fatehi Ghahfarokhi, 12 dan Ilya Fatehi Ghahfarokhi, 10. Pada hari yang sama petugas juga mengamankan dua WN Suriah yang juga masuk ke Indonesia menggunakan paspor kebangsaan Bulgaria. Keduanya bernama Thabet Korkis, 35 dan Milad Korkis, 40.
    
Kepala Divisi Keimigrasian pada Kanwil Kemenhumham DKI Jakarta, Kabul Priyono mengatakan terungkapnya pemalsuan paspor ini berkat kejelian petugas di lapangan. ”Bila dilihat kasat mata tak ada perbedaan antara paspor asli asal Prancis dan Bulgari dengan yang palsu,” terangnya kepada INDOPOS (JPNN Group) usai press conference, Rabu (15/2).
    
Namun, berkat kejelian petugas saat memeriksa 6 warga negara asing (WNA) tersebut akhirnya bisa dibuktikan kalau mereka menggunakan paspor palsu saat datang ke Indonesia. ”Dengan terungkap kasus ini, berarti bukan paspor Indonesia yang bisa dipalsukan. Paspor asal negara Eropa juga bisa dipalsukan,” ungkapnya juga.
    
Pejabat yang akrab disapa Priyono ini juga mengatakan kemungkinan 6 WNA itu keluar dari negaranya untuk mencari suaka di Australia. Pasalnya, para WNA itu mengaku kunjungan ke Indonesia hanya transit untuk bergabung dengan komunitasnya yang banyak terdapat di beberapa wilayah di tanah air seperti Puncak Bogor, Jawa Barat; Trenggalek, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Priyono juga menegaskan, karena masuk ke Indonesia dengan paspor palsu negara lain,  maka 6 WNA itu akan dideportasi atau dikembalikan ke negaranya masing-masing. ”Rabu (15/2) malam ini, mereka akan kami pulangkan mereka ke negara asalnya masing-masing,” ungkapnya juga.
    
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta Rochadi Iman Santoso menegaskan terungkapnya kasus pemalsuan oleh satu keluarga WN Iran ini bermula saat mereka menjalani pemeriksaan di area Imigrasi Bandara Soetta. Mereka mengeluarkan paspor negara Prancis. Tapi, saat dipindai ternyata chip dalam paspor itu berisi data-data yang berbeda.
    
”Karena itu satu keluarga ini kami geledah. Kami menemukan paspor asli (asal Iran, Red) satu keluarga ini di balik baju sang ayah,” terangnya, Rabu (15/2).

Begitu juga terhadap dua WN Suriah yang memegang paspor Bulgaria tidak bisa lolos pemeriksaan karena data dalam chip paspor berbeda. Apalagi, dua WNA itu tidak lancar berbahasa Inggris. ”Dalam pemeriksaan 6 warga asing itu mengaku datang ke Indonesia sebagai turis. Tapi masih kami selidiki,” cetus pejabat yang akrab disapa Imam ini.

Menurutnya, enam WN asing ini merupakan para pencari suaka ini yang hendak ke Australia. WN asal Timur Tengah ini memiliki berbagai modus untuk mengelabui petugas.

Awalnya, mereka pergi dari negara asalnya dengan kelompok kecil lalu masuk ke Malaysia. Mereka lantas ke Indonesia. Di beberapa daerah, kelompok kecil ini berkumpul dan membentuk komunitas. Seperti di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat; Trenggalek, Jawa Timur dan NTT dan beberapa daerah lainnya. Setelah mencapai ratusan orang, mereka lantas beramai-ramai ke Australia.

Baik dengan jalur laut maupun udara. ”Di kawasan Puncak, Bogor beberapa waktu lalu kami pernah menangkap 140 warga asing asal Timur Tengah yang hendak mencari suaka politik ke Australia. Mereka memang mencari suaka ke Australia untuk mencari penghidupan lebih baik,” tandasnya. (gin)

Warga Asing Pemalsu Paspor

WN Iran Gunakan Paspor Prancis
1.   Sharokh Fatehi Ghahfarokhi, 45 (ayah)
2.   Niloufar Kheiry Avarvand, 35 (ibu)
3.   Pateha Fatehi Ghahfarokhi, 12 (anak)
4.   Ilya Fatehi Ghahfarokhi, 10 (anak)

WN Suriah Gunakan Paspor Bulgaria
1. Thabet Korkis, 35
2. Milad Korkis, 40

Dibekuk     : Saat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (13/2) lalu
Datang dari     : Malaysia
Tujuan        : Mencari suaka ke Australia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Ira Terancam Pidana 6 Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler