jpnn.com - JAKARTA - Aparat penegak hukum diminta segera turun tangan mengusut perjanjian alih penggunaan lahan Ancol Beach City Music Stadium antara antara PT Pembangunan Jaya Ancol (PJA) yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta dengan PT Wahana Agung Indonesia Propertindo (WAIP). Pasalnya diduga ada berbagai penyimpangan dalam kerja sama build transfer operate (BOT) tersebut.
"Kalau terjadi pelanggaran, pihak berwajib harus melakukan penyelidikan.” ujar Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD DKI Jakarta Maman Firmansyah, Rabu (27/4).
BACA JUGA: Organisasi Pendiri RS Sumber Waras Minta KPK Cekatan
Menurut Maman, sebagai perusahaan publik berplat merah, PJA seharusnya bekerja secara profesional dalam mengejar keuntungan. Tapi anehnya, isi kontrak kerja sama PJA dengan WAIP terdapat banyak kejanggalan.
Apalagi diketahui WAIP sudah 17 kali wanprestasi terhitung sejak tahun 2004. Namun kerja sama tetap dijalin. "Jadi ini bisa dikategorikan kejahatan korporasi dan gratifikasi. Kalau kerja sama tetap dibiarkan, sangat merugikan Perusahaan PJA dan akan menjadi kerugian negara. Seharusnya (kerja sama,red) segera dievaluasi, karena tidak memberi apa-apa," ujarnya.
BACA JUGA: Ahok PD Jokowi Bakal Terbitkan Perpres Reklamasi Baru
Maman menduga, berbagai upaya pengalihan pengelolaan lahan dari satu perusahaan ke perusahaan lain hingga ke PT WAIP, hanya untuk berkelit dan menghindar dari tanggung jawab dalam kewajiban si pemilik perusahaan.
“Siapapun di situ, jelas direksi PT PJA punya kewenangan untuk memutuskan kerja sama dengan PT WAIP seperti yang tertera dalam perjanjian yang ditanda tangani bersama.” ujar Maman.
BACA JUGA: PARAH! Oknum Dishub Sudin Jakbar Arogan, Main Sita Shuttle Bus
PT PJA dan PT WAIP mejalin kerja sama BTO Ancol Beach City Music Stadium yang berlokasi di Jakarta Utara sejak tahun 2004 lalu. Dalam perjanjian gedung Ancol Beach City Music diproyeksikan beroperasi pada 2008. Namun kenyataanya terlambat sampai 2013. Akibat keterlambatan pengoprasian hingga lima tahun, revenue potensial lost PJA disebut-sebut mencapai Rp 78 miliar.
Serah terima (transfer) gedung dari PT WAIP ke PJA tahun 2013 lalu, juga disebut-sebut tanpa due diligent oleh auditor terlebih dulu. Padahal sangat penting untuk mendapatkan kelayakan diterimanya bangunan tersebut dalam semua aspek. Seperti aspek perpajakan.
Beberapa wanprestasi yang disebut-sebut dilakukan WAIP antara lain, tidak sanggup menentukan berapa kali show international yang harus diadakan dalam setahun. PT WAIP juga diduga berusaha mengubah fungsi Music Stadium Ancol Beach City menjadi mall. Caranya dengan terlebih dahulu merubah nama menjadi ABC Lifestyle Mall, lalu ABC Mall, kemudian ABC Celebrity Mall.
Atas dasar wanprestasi tersebut PJA diketahui sudah mengeluarkan peringatan kepada WAIP sebanyak dua kali yang juga diikuti langkah somasi. Namun anehnya, PJA tetap tidak memutus kontrak sebagaimana ketentuan perjanjian BTO.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh! Pembuatan e-KTP di Bekasi Masih Banyak Masalah
Redaktur : Tim Redaksi