jpnn.com, PUTRAJAYA - Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim akhirnya bertemu dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad di Putrajaya untuk membicarakan transisi kekuasaan. Seperti diketahui, Mahathir pernah berjanji akan lengser di tengah jalan dan menyerahkan jabatan perdana menteri kepada Anwar.
"Saya bertemu Perdana Menteri di Putrajaya sekembalinya saya dari Port Dickson. Dalam pertemuan tersebut saya dan Tun Dr Mahathir Mohamad membincangkan mengenai peralihan kekuasaan," ujar Anwar dalam siaran pers ke media di Kuala Lumpur, Kamis (13/2).
BACA JUGA: Apa Hasil Pertemuan Menhan Prabowo dengan Anwar Ibrahim di Malaysia?
Anwar Ibrahim mengatakan pihaknya melakukan langkah tersebut karena ada manuver dari partai-partai oposisi dan sebagian kecil pengurus PKR yang ingin menggagalkan peralihan kekuasaan. Menurut Anwar, mereka berusaha agar Mahathir terus berkuasa hingga akhir jabatan.
"Saya bangkitkan isu tersebut karena ada usaha daripada PAS (Partai Islam se-Malaysia), sekelompok dari UMNO dan sebagian kecil dari PKR sendiri yang dipercayai berusaha mendapatkan tanda tangan mendukung kepimpinan Tun Dr Mahathir hingga akhir jabatan," katanya.
BACA JUGA: Ingkar Janji, Mahathir Ogah Serahkan Jabatan ke Anwar Ibrahim Tahun Depan
"Perdana Menteri tidak terlibat dalam usaha tersebut malah mengulangi pernyataan tegas bahwa beliau akan melepaskan jabatan seperti yang telah dijanjikan," tambah Anwar.
Anwar mengatakan, PKR pada dasarnya siap mendukung Mahathir terus memimpin negara hingga berakhirnya APEC Malaysia 2020 pada November mendatang. Namun, dia tetap menyerahkan keputusan terakhir kepada pertemuan Majlis Presiden Pakatan Harapan (PH) pada 21 Februari 2020 nanti.
BACA JUGA: Anwar Ibrahim Berharap Mahathir Serahkan Jabatan PM Malaysia Pertengahan 2020
"Saya turut menginformasikan kepada Perdana Menteri bahwa memandang wujud muslihat licik demikian maka pimpinan PH dan beberapa rekan lain akan tetap mempertahankan perjanjian Mufakat PH yang dimaterai pada 7 Januari 2018, yakni tegas menyokong kepimpinannya selaku Perdana Menteri Ke-7 dan saya sebagai Perdana Menteri Ke-8," katanya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil