jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan energi minyak bumi dan gas (Migas) yang bersumber dari fosil diperkirakan masih dibutuhkan hingga 30-50 tahun ke depan.
Komaidi Notonegoro menuturkan masih tingginya terhadap kebutuhan energi fosil tersebut, juga tercermin dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
BACA JUGA: Raih Laba Rp 56,6 Triliun, Pertamina Berhasil Lakukan Efisiensi
Dalam hal ini energi fosil masih diperlukan hingga 2045 lantaran kebutuhannya terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Dalam 50 tahun ke depan, energi fosil masih sangat diperlukan. Lifting minyak dan gas akan terus berlanjut dan tak akan berhenti. Meskipun sudah ada EBT (energi baru terbarukan) energi fosil masih dibutuhkan khususnya untuk industri petrochemical," ujar Komaidi.
BACA JUGA: Kinerja Moncer, BTN Raih Peringkat Tertinggi dari Pefindo
Komaidi berharap industri migas nasional terus mempersiapkan diri.
Tak hanya terkait perubahan atau transisi energi yang menuntut Pertamina harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman.
BACA JUGA: Libatkan Seribu Nasabah Mekaar, Pegadaian Gelar Edukasi dan Literasi
Selain itu, juga harus memperhatikan pemenuhan energi fosil yang akan terus berjalan sekitar 50 tahun mendatang.
Dalam hal ini, energi fosil dan transisi energi harus dilakukan berimbang, untuk menjaga ketahanan energi nasional.
"Saya rasa kegiatan eksplorasi atau lifting migas akan terus berlangsung. Karena kebutuhan energi akan terus berlangsung terus menerus. Namun, kondisi itu memang harus diimbangi dengan energi terbarukan," tutur Komaidi.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada