Raih Laba Rp 56,6 Triliun, Pertamina Berhasil Lakukan Efisiensi

Sabtu, 10 Juni 2023 – 03:33 WIB
Gedung PT Pertamina. Foto: dok Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengapresiasi kinerja sangat positif Pertamina sepanjang 2022.

BUMN energi ini meraup laba bersih USD3,8 Miliar atau setara Rp 56,6 Triliun, meningkat sekitar 86% dibandingkan realisasi laba tahun sebelumnya dan merupakan terbesar sepanjang sejarah.

BACA JUGA: UMKM Binaan Pertamina jadi Juara Kompetisi Wirausahawan Perempuan

Komaidi berpendapat, capaian tersebut merupakan buah keberhasilan Pertamina dalam menerapkan strategi efisiensi.

Keberhasilan tersebut, bukan semata-mata karena faktor keberuntungan.

BACA JUGA: Pertamina Resmi Kelola East Natuna, Dirut PHE Bilang Begini

“Pertamina patut diapresiasi. Dengan meraih laba, berarti mereka telah melakukan kegiatan luar biasa, salah satunya efisiensi di berbagai sektor,” ujar Komaidi.

Komaidi menilai, tidak mudah untuk meraih laba pada kondisi saat ini. Keberhasilan tersebut, karena Pertamina memang menerapkan kebijakan yang tepat.

BACA JUGA: Lewat Cara Ini Pegadaian Ajak Warga Desa Madani MengEMASkan Sampah

Artinya apa? Bahwa hasil luar biasa tersebut bukan semata-mata karena windfall.

Terlebih, selain efisiensi, Pertamina juga juga menerapkan digitalisasi sehingga bisa mengurangi loss dan penyalahgunaan BBM.

"Kita harus melihat lebih objektif. Tidak 100 persen windfall. Sebab, jika Pertamina tidak menerapkan berbagai strategi, rugi juga," terang Komaidi.

Fakta bahwa Pertamina memang menerapkan strategi bisnis yang tepat, karena tahun-tahun sebelumnya juga mampu meraih hasil positif.

Termasuk pada 2020, saat pandemi Covid-19. Ketika itu di mana banyak perusahaan migas dunia mengalami kerugian, ternyata Pertamina justru berhasil meraih laba sebesar Rp 14 triliun.

Di tengah hantaman triple shocks berupa anjloknya harga minyak, jatuhnya permintaan minyak, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Pertamina justru memperlihatkan kinerja menggembirakan.

Komaidi mengingatkan, Pertamina untuk tetap berhati-hati menghadapi berbagai tantangan, termasuk terkait transisi energi.

Dia berharap, Pertamina lebih bijak dalam menetapkan portofolio investasi, termasuk di sektor energi fosil dan energi baru terbarukan (EBT). Terlebih, karena diperkirakan energi yang bersumber dari fosil masih dibutuhkan hingga 30-50 tahun ke depan.

"Saya kira isu-isu resesi dan ekonomi global, pelemahan mata uang, dan lainnya sudah biasa dihadapi oleh Pertamina. Namun persoalan transisi energi tergolong isu baru," serunya.(chi/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler