ENTREV Sebut Kolaborasi jadi Kunci Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik

Selasa, 05 Maret 2024 – 16:58 WIB
Ilustrasi pengisian daya untuk kendaraan listrik. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - National Project Manager Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV) Eko Aji Buwono menilai penguatan kolaborasi menjadi kunci percepatan penetrasi kendaraan listrik di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Eko saat acara Electric Vehicle Industry Summit di Kemayoran Jakarta, Jumat (1/3).

BACA JUGA: Bank Mandiri & BYD Teken MoU untuk Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia

Menurutnya, kolaborasi yang lebih erat dan saling menguntungkan diperlukan dari seluruh pemangku kepentingan, yang bisa saja diwujudkan kedalam sebuah bentuk kerja sama proyek khusus yang terukur dari hulu sampai hilir dari pengusahaan tambang sampai dengan pengguna kendaraan listrik.

"Jika berhasil kemudian di duplikasi secara nasional " kata Eko seperti dikutip, Selasa (5/3).

BACA JUGA: MIND ID Siap Jadi Motor Utama Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia

Saat ini, kata Eko, pemerintah telah membentuk ekosistem kendaraan listrik lewat berbagai regulasi dan payung hukum.

Namun, untuk bisa mempercepat ekosistem yang kuat diperlukan turunan kebijakan yang lebih detail dan teknis dalam pelaksanaan-nya baik di tingkat pusat maupun di daerah.

Oleh karena itu, masih dibutuhkan kolaborasi khususnya dalam hal yang lebih teknis, missalnya standarisasi baterai baik mobil maupun motor.

"Tercatat, saat ini untuk kendaraan roda dua sudah ada tiga varian kelompok besar baterai berdasarkan voltase yaitu: 48V, 60V dan 72 V. Diperlukan adanya satu standart yang sama sehingga mampu memudahkan masyarakat dalam berkendara sehingga mendorong minat masyarakat.

Tantangan lainnya dalam ekosistem kendaraan listrik adanya aftersales dan pasar jual beli kendaraan listrik baik baru maupun bekas yang lebih luas lagi. Hal ini mampu memperluas jangkauan target pasar masyarakat.

Selain itu, persoalan TKDN. Pemerintah perlu mempunyai roadmap dan strategi dalam mendorong industri lokal ikut serta dalam ekosistem ini.

 "Khususnya dari Kemenperin diperlukan keseriusan dan dukungan yang teknis antara lain adalah kemudahan sertifikasi laik jalan bagi produsen EV lokal yang bahan bakunya sudah mendekati 100 persen dari dalam negeri, kemudian tentang penetapan standarisasi baterai untuk EV sehingga dapat membangkitkan gairah dan kejelasan investasi bagi produsen baterai EV dalam mendukung infrastruktur Charging Statsion (SPKLU) atau Battery Swap (SPBKLU)," tegas Eko.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler