Ahli kesehatan masyarakat memperingatkan, Australia berada di tengah-tengah epidemi Hepatitis C dengan hampir seperempat juta warganya menderita virus yang ditularkan melalui darah ini.
Sekitar 90% infeksi baru ditemukan di antara orang-orang yang menyuntikkan saling menyuntikkan narkoba. Penelitian menunjukkan, prevalensi Hepatitis C di antara mereka yang menggunakan program pertukaran jarum suntik tengah meningkat, meskipun ada peningkatan akses ke jarum suntik yang bersih.
BACA JUGA: Bentuk Kadal Purba Nyaris Mirip dengan Kadal Modern
Hepatitis C adalah virus yang ditularkan melalui darah paling umum di Australia dan karena kurangnya gejala, virus ini bisa tak terdeteksi selama bertahun-tahun.
Pengguna narkoba meminta akses jarum suntik bersih yang lebih baik demi memberantas epidemi Hepatitis C di Australia.
BACA JUGA: Usia Warga Desa di Australia Lebih Pendek daripada Warga Kota
Jika tidak diobati, penyakit menular ini menyerang hati dan dapat menyebabkan sirosis, penyakit hati dan kanker hati stadium akhir.
Fiona telah menjadi relawan di Asosiasi Pengguna Narkoba dan AIDS New South Wales (NUAA), klinik pertukaran jarum suntik di Sydney, selama bertahun-tahun.
BACA JUGA: Chef Selebriti Australia Luncurkan Petisi Penyelamatan Peternakan Sapi Wagyu di Victoria
Ia terkena Hepatitis C pada pertengahan 1980-an ketika berbagi jarum suntik.
"Saya 50 tahun sekarang. Saya telah menggunakannya selama bertahun-tahun, mungkin lebih dari 30 tahun," sebutnya.
Ia mengungkapkan, "Jadi ada rasa bersalah yang intens, tak apa-apa bagi saya untuk terkena itu tapi tak OK bagi saya untuk menularkannya, dan saya tak tahu apa-apa, saya tak tahu apakah saya akan hidup atau mati."
Layanan pertukaran jarum NUAA adalah satu-satunya layanan berbasis komunitas di negara bagian ini yang memungkinkan klien untuk datang, mengambil apa yang mereka butuhkan dan mendapatkan saran dari para pengguna narkoba lainnya.
Fiona mengatakan, sementara pendidikan Hepatitis C dan akses ke jarum suntik telah meningkat, banyak orang masih berbagi, beberapa di antaranya karena stigma.
"Bagi beberapa orang, berbagi jarum suntik adalah bagian dari rutinitas penggunaan narkoba, mungkin dengan pasangan mereka," utaranya.
Ia lantas berujar, "Hal yang sangat sulit juga bagi sebagian orang jika diminta untuk memberikan seseorang jarum suntik dan mereka telah menggunakannya, sementara mereka terus memintanya untuk berbagi, apa yang mereka lakukan?.”
"Mereka tentu tak ingin orang itu menjadi sakit atau sakaw karena mereka memahami perasaan itu, tetapi mereka tak ingin menularkan virus,” tambahnya.
Penelitian pada orang-orang yang mengakses program jarum suntik di Australia telah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam prevalensi Hepatitis C di antara mereka, pada tahun 2014.
Sebuah penyelidikan yang dilakukan Parlemen Australia terhadap perkembangan virus itu menyebut bahwa diperkirakan 10.000 orang telah terjangkit Hepatitis C per tahunnya dan 700 orang meninggal dunia akibat penyakit hati yang terkait Hepatitis C setiap tahunnya pula.
Kepala Liga Pengguna Narkoba Suntik dan Gelap di Australia (AIVL), Annie Madden, mengatakan, sebagian besar dari masalah ini adalah stigma dan diskriminasi yang dihadapi oleh mereka yang mencoba untuk mengakses peralatan bersih.
"Orang-orang harus bisa mendapatkan akses ke sejumlah dan berbagai peralatan yang mereka butuhkan, ketika mereka membutuhkannya suntik," kemukanya.
Sementara perawatan yang lebih baru dan lebih efektif menjadi semakin banyak tersedia, layanan ini masih mahal dan banyak orang takut efek sampingnya.
Banyak dari mereka yang telah hidup dengan virus selama beberapa dekade telah menyaksikan teman-teman mereka menderita dan meninggal dunia, dan infeksi hepatitis kronis sekarang menjadi penyebab utama dari transplantasi hati di Australia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ikuti Perkembangan Hukum Indonesia, Pemuda Australia Betah Tinggal di Jakarta