Epidemiolog UI Pandu Riono: Hacker tak Akan Bisa Menghentikan Saya Bicara

Senin, 31 Agustus 2020 – 16:01 WIB
Hacker. Ilustrasi: Daily Telegraph/Alamy

jpnn.com, JAKARTA - Akun Twitter Pandu Riono kembali muncul di media sosial setelah sebelumnya diretas.

Aksi peretasan diduga lantaran epidemiolog Universitas Indonesia tersebut sering mengkritisi kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 yang dinilainya buruk.

BACA JUGA: Sindir Jokowi, Epidemiolog UI: Suruh Masyarakat Pakai Masker, Diri Sendiri Enggak

"Saya tidak kritis dan saya tidak pernah menghasut orang untuk ikut jadi followers saya. Sebagai juru wabah, saya hanya menyampaikan apa yang saya tahu tentang pandemi COVID-19 yang sangat serius ini," kata peraih doktoral dari Niversity of California Los Angeles USA dalam kanal YouTube, Hersubeno, Senin (31/8).

"Jadi pemerintah tidak boleh main-main dalam penanganan masalah ini."

BACA JUGA: Oknum Pejabat Daerah Asyik Begituan dengan Sekretaris, Ups! Kamera Laptop Lupa Dimatikan

Pandu mengaku tidak ambil pusing ketika akun Twitter miliknya diretas.

Ketika peretas gencar beraksi, Pandu tidak akan pernah berhenti memberikan edukasi kepada masyarakat lewat media sosial.

BACA JUGA: Epidemiolog Menilai Belum Ada Wilayah di Indonesia yang Layak Menerapkan New Normal

"Saya tidak mikir tuh. Kalau ada yang meretas saya akan bikin lagi akun baru. Hacker tidak akan bisa menghentikan saya bikin akun baru," kata juru wabah itu.

"Saya memberanikan membuat akun Twitter baru, sekarang 3 ribu dari sebelumnya 12,7K followers. Orang-orang harus tahu saya tidak memasang target harus banyak pengikut. Saya hanya ingin orang-orang tahu tentang apa itu pandemi," sambungnya.

Pandu menyebutkan dari 100 negara di Asia, Indonesia nomor 3 dari bawah keamanannya artinya Indonesia tidak mampu menangani pandemi COVID-19 dengan baik.

"Saya berusaha memperbaikinya lewat informasi di Twitter. Saya tidak punya power. Power saya hanya bicara," cetusnya lagi.

Lebih lanjut dikatakan, pandemi itu serius sekali karena melebar ke seluruh dunia dan berdampak luar biasa.

Pandemi ini serius sekali maka penanganannya juga harus sangat serius. Sebab kalau tidak akan besar sekali dampaknya karena tidak kelihatan penularannya.

"Paling gawat itu penularannya kepada orang-orang yang tidak bergejala. Ini yang membuat kita tidak waspada. Disangkanya kalau orang sehat atau tidak kelihatan sakit itu tidak menularkan, padahal tidak demikian," tandasnya. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler