Sindir Jokowi, Epidemiolog UI: Suruh Masyarakat Pakai Masker, Diri Sendiri Enggak

Senin, 31 Agustus 2020 – 11:41 WIB
Epidemiolog Universitas Indonesia Dr Pandu Riono. foto tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Epidemiolog Universitas Indonesia Dr Pandu Riono menyindir para pejabat, selebriti bahkan Presiden Joko Widodo yang enggan pakai masker.

Kalaupun pakai, cara menggunakan maskernya tidak tepat.

BACA JUGA: Masyarakat Sedang Sulit, Denda Pelanggaran Masker Jalan Terakhir

"Saya sangat sayangkan selebriti, pejabat bahkan presiden yang tidak menggunakan masker dengan baik. Sementara mereka ini dilihat dan dicontoh masyarakat," kata Pandu dalam kanal Hersubeno di YouTube yang diunggah Senin (31/8).

Masyarakat, lanjutnya, sangat sensitif dengan teladan. Kalau pemimpin negara ini menganjurkan pakai masker tetapi dirinya sendiri tidak pakai masker.

BACA JUGA: Sentil Mahfud MD, Arief Poyuono: Tolong Menteri Jokowi Jangan Bikin Gaduh

Meminta masyarakat jaga jarak tetapi diri sendiri tidak, ini sama saja membuat antara kata dan perbuatannya tidak sinkron.

"Akhirnya masyarakat menjadi tidak acuh dan lama-lama tidak akan percaya. Masyarakat berpikir saya disuruh melakukan ini, dia tidak. Seakan-akan kata itu lebih penting daripada perbuatan. Padahal perbuatan itu jauh lebih penting daripada kata-kata yang berbusa-busa diucapkan tetapi tidak bermakna lagi," bebernya.

BACA JUGA: Peringatan dari Mabes Polri soal Masker

Baru-baru ini Presiden Jokowi memberikan instruksi baru agar seluruh masyarakat menggalakkan gerakan pakai masker.

Sayangnya gerakan ini dinilai sekadar pemanis kata karena di beberapa kesempatan Jokowi serta para pembantunya tidak menggunakan masker dengan benar.

Hal inilah yang dikritisi Pandu karena seolah-olah pemerintah tidak lagi menganggap pandemi adalah masalah serius.

Seringnya juru wabah, begitu Pandu menyebut profesinya, ini bersuara lantang di medsos, akun Twitter- nya pun di hack.

"Saya tidak kritis tetapi saya menyampaikan apa yang saya tahu. Kalau kemudian pernyataan saya didukung karena dinilai benar, itu bukan berarti saya memengaruhi mereka," ucapnya.

"Saya tidak pernah paksa mereka ikut Twitter saya. Saya juga tidak punya power. Power saya hanya suara," sambungnya. (esy/jpnn)


Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler