jpnn.com - LONDON-Sudah tiga pelatih Chelsea didepak oleh pemiliknya (Roman Abramovich) ketika The Blues -julukan Chelsea- mengakhiri musim tanpa gelar. Apakah catatan ini berlaku buat Jose Mourinho yang mengulangi hal serupa pada 2013/2014 dan membuatnya puasa mengangkat trofi dalam dua musim beruntun atau selama 610 hari? Atau ini adalah periode transisi dimulainya era baru tim London Biru?
Ya, paska Real Madrid takluk dari Atletico di final Copa del Rey pada 18 Mei 2013, sekaligus mengakhiri musim 2012/2013 tanpa satu gelar pun, Jose Mourinho yang saat itu merupakan entrenador El Real mengatakan: ”Ini adalah musim terburuk dalam karir saya. Musim ini gagal total, tapi dua musim pertama saya (di Madrid) sukses.”
BACA JUGA: Loew Puas dengan Pasukan Mudanya
Apakah Mou -sapaan Mourinho- juga akan menyebut 2013/2014 bersama Chelsea, sebagai musim terburuknya sejak mulai berkarir sebagai pelatih Benfica, yang mana setelah menggantikan Juup Heynckes pada 20 September 2000, dia mengundurkan diri pada 5 Desember akibat gagal mendapatkan kontrak permanen dari presiden baru klubnya, Manuel Vilarinho.
Usai mengundurkan diri dari Madrid, Mou kembali bertualang bersama tim London Biru -julukan lain Chelsea- yang sebelumnya pernah dia tangani selama 2 Juni 2004-20 September 2007. Namun, cerita sukses kala itu tak mampu diulangi pelatih asal Portugal tersebut pada periode kedua kembalinya ke Stadion Stamford Bridge.
BACA JUGA: Serena Melenggang, Venus Tumbang
Setelah kemenangan 2-1 atas Cardiff City pada pekan terakhir English Premier League (EPL), Chelsea total mengumpulkan 82 poin, hasil dari 25 kemenangan, 7 imbang dan 6 kekalahan. The Blues pun harus puas finis ketiga, di bawah Manchester City dan Liverpool.
Dari jumlah poin yang dikumpulkan, musim ini adalah pencapaian terburuk Mourinho saat menangani Chelsea. Pada tiga musim sebelumnya pada periode pertama kepelatihan pelatih berusia 51 tahun itu di Stamford Bridge, poin minimal yang dikumpulkan The Blues di akhir musim adalah 83 (2006/2007). Sisanya 91 poin pada 2005/2006 dan 94 poin pada 2004/2005.
BACA JUGA: Kegagalan Benfica dan Kutukan Bela Guttman
Tak cuma nirgelar musim ini, namun Mourinho juga untuk pertama kali dalam karirnya menuntaskan liga di luar dua besar. Sebelumnya saat menangani Porto, Inter Milan dan Real Madrid, Mourinho minimal menyelesaikan musim di peringkat kedua.
Sebelum mengakhiri EPL 2013/2014 di posisi ketiga, Chelsea telah kandas di putaran kelima Piala FA, lalu babak perempatfinal Piala Liga Inggris dan semifinal Liga Champions. Plus di awal musim dikalahkan Bayern Munchen dalam perebutan Piala Super Eropa.
Namun Mourinho tak merasa cemas bakal kehilangan posisi sebagai pelatih Chelsea musim depan, walau pasukannya nirgelar musim ini. Kutukan pemecatan tiga pelatih The Blues di era Roman Abramovich yang mengakhiri musim tanpa trofi tak membuatnya galau.
Apalagi selama 2013/2014, pengusaha asal Rusia itu telah menggelontorkan hampir 110 juta poundsterling (dengan kurs 14 Mei 2014: sekitar Rp 2,1 triliun) untuk mendatangkan barisan pemain hebat.
”Mungkin Abramovich akan memecat saya besok, saya tak tahu. Tapi bukan itu yang dijanjikan kepada saya, bukan yang kami bicarakan ketika kami mendiskusikan di mana posisi Chelsea (dalam perkembangannya),” kata Mourinho berkilah seperti dilansir London Evening Standard.
”Chelsea memulai sebuah era pada 2003/04 dengan Abramovich dan menuju arah pasti. Itu menghasilkan dampak langsung, titel ganda. Tim tersebut siap menuju sukses untuk satu dekade. Era itu kini berakhir dan kami sedang memulai kembali. Dan musim ini adalah yang pertama dari periode baru. Kami bekerja dengan baik, tapi kami tak meminta waktu delapan atau sembilan tahun untuk meraih sukses,” kata Mou sesumbar. (sbn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sevilla Juara Europa League
Redaktur : Tim Redaksi