NUSA DUA - Penerbit media cetak harus semakin kreatif dan mampu membuat terobosan-terobosan baru agar dapat bersaing dengan media format lain seperti online dan televisi. Mau tidak mau, media cetak harus mengembangkan versi digital di internet demi memudahkan pembaca.
Demikian rangkuman dari sesi Newsroom Summit pada pertemuan World Association Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA) di Nusa Dua, Bali, Rabu (11/4). Grig Davidovitz, pembicara yang juga CEO RGD Media mengatakan bahwa membuat edisi cetak ke versi digital di internet adalah sebuah keniscayaan.
Bekas online editor di media Haaretz, Israel itu menjelaskan, saat ini nyaris seluruh media cetak terkemuka memiliki versi online. Munculnya iPad, iPhone dan gadget lainnya yang memiliki koneksi internet, juga memacu media cetak untuk hadir dalam versi digital.
Rata-rata media online, kata Grig, menyuguhkan 200 hingga 500 berita per hari. Namun belum tentu semuanya dibutuhkan pembaca. Sebab, tak mungkin pembaca menghabiskan waktu untuk membaca seluruh berita dari satu media.
Yang pasti, katanya, pergerakan informasi di media online memang dinamis. Sebab 24 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu, informasi di website harus terus bergerak.
"Media online saja sekarang juga harus bersaing dengan siaran televisi secara langsung. Jadi tantangannya adalah setiap menit harus menyuguhkan informasi kepada pembaca," paparnya.
Namun dikatakannya pula, kecepatan saja tidak cukup. Akurasi informasi dari lapangan juga tak kalah penting. "Di sinilah pentingnya newsroom sebelum menghadirkan berita ke pembaca," paparnya.
Grig juga mengatakan, gadget hanyalah alat. Namun yang jauh lebih penting adalah informasi dan cara mengemasnya. "It's not about device, but define (ini bukan soal alat, tapi penegasan atas sebuah kemasan)," paparnya.
Ditegaskannya, sekalipun bukan informasi yang terkini namun jika informasi dikemas secara baik maka pembaca pun tak akan berpaling dari media cetak. Grig mencontohkan majalah National Geographic yang tetap diburu dan memiliki jutaan pembaca setia karena tampilan dan kemasan isinya yang menarik.
Pembicara lainnya adalah konsultan media dari Checkout Australia Pty Ltd, Peter Ong. Menurutnya, media cetak tetap harus menyuguhkan versi digital. Mengutip sebuah hasil penetlitian di Amerika Serikat, Peter menyebutkan bahwa 70 persen pembaca lebih menyukai membaca informasi melalui gadget dibanding dari versi cetak. "Ini pula yang perlu diantisipasi," ucapnya.
Sementara CEO Kompas Gramedia, Agung Adiprasetyo saat menjadi pemapar dalam sesi CEO Conference mengatakan, Kompas telah berupaya menjadi pelopor media digital di Asia Tenggara. Namun Agung juga menegaskan bahwa menjadi pionir saja belum cukup.
Menurutnya, kreativitas menjadi faktor penting yang menentukan kesuksesan media cetak seiring dengan perkembangan teknologi. "Kreatifitas itu kunci kesuksesan," ucapnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Cari Mitra UKM di Jawa Timur
Redaktur : Tim Redaksi