Era Digital tapi Penjualan Buku Meningkat

Selasa, 22 Januari 2019 – 08:03 WIB
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dan Kepala Bekraf Triawan Munaf usai persentase London Book Fair 2019. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Era digitalisasi rupanya tidak menurunkan minat masyarakat membeli buku. Malah ada kecenderungan, penjualan buku meningkat. Tercatat pada 2018, penjualan buku di Gramedia meningkat sekitar 12,5 persen.

Selain itu tema-tema buku yang dalam lima tahun terakhir berkutat di anak, sejak tahun lalu bergeser pada fiksi. Hal ini menurut Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mesti jadi perhatian para penulis.

BACA JUGA: Minat Siswa Ikut SNMPTN 2019 Rendah?

Bahwa menulis buku harus selalu melihat tren pasar. Bukan sekadar menulis sesuai minat, dicetak, dan dijual. Laku 1.000 buku langsung puas.

"Bukan begitu cara berpikirnya. Harus dijadikan industri buku seperti yang terjadi di luar negeri. Apalagi sekarang ada pergeseran market," kata Dirjen Hilmar dalam rangkaian London Book Fair 2019, Senin (21/1).

BACA JUGA: Pencairan Anggaran Pendidikan Informatika Terganjal Daerah

Sayangnya meski jumlah penjualan buku meningkat, pendapatan penulis cenderung menurun. Penyebabnya adalah hanya penulis dengan buku terlaris bisa menikmati peningkatan pendapatan. Sedangkan banyak penulis yang bukunya tidak laku sama sekali.

"Kenapa ini terjadi? Karena kualitas buku yang dibuat tidak sesuai keinginan masyarakat. Mestinya membuat buku sesuai perkembangan zaman. Saat ini orang cenderung baca buku fiksi, itu harus diperkuat dengan riset," terangnya.

BACA JUGA: Data Guru K2 Berbeda, DPR: Jangan Ada yang Dikorbankan

Dengan London Book Fair 2019, Hilmar berharap penulis Indonesia bisa memacu dirinya membuat buku berkualitas.

Ditambahkan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, buku mendapat perhatian serius pemerintah agar Indonesia lebih dikenal di dunia internasional. Selain pembaca buku di lndonesia, banyak juga potensi yang bisa menerjemahkan buku menjadi berbagai sub sektor seperti film, game, komik, digital animasi, dan lainnya.

"Harusnya memang kekayaan literasi ini jadi kebanggaan kita semua. Kami ingin buku menjadi hal utama yang diperhatikan. Para penulis harus disejahterakan, permudah mereka untuk menulis dan menerjemahkan bukunya dalam berbagai bahasa," tandasnya.

London Book Fair 2019 akan dilaksanakan di Olympia, London 12-14 Maret. Indonesia jadi negara Asia Tenggara pertama yang menjadi market focus country.

Panitia pelaksana kegiatan Indonesia Market Focus Country dibentuk oleh Bekraf dan didukung Kemendikbud akan memamerkan 450 judul buku yang terseleksi dari 33 pelaku industri penerbitan. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Kirim 1.000 Guru SMK Belajar di Singapura


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler