Era Negeri Matador

Rabu, 24 April 2013 – 02:27 WIB
MUNCHEN - Gong pertarungan antara klub Jerman versus klub Spanyol di semifinal Liga Champions ditabuh. Di awali dengan pertemuan antara Bayern Munchen versus Barcelona dalam first leg di Allianz Arena.
 
Kedua tim merefleksikan wakil terbaik dari Bundesliga Jerman dan Primera Division musim ini. Bayern telah mengunci gelar ke-23 mereka di Bundesliga sejak awal bulan (6/4) atau ketika kompetisi masih menyisakan enam pekan. Sedangkan Barca " sebutan Barcelona " tinggal menunggu penahbisan klub terbaik di Negeri Matador seiring memimpin jauh (13 poin) dari Real Madrid dengan Primera menyisakan enam pekan.
 
Di Liga Champions, kedua tim tak kalah bersinar. Dalam empat musim sebelumnya, Bayern dan Barca silih berganti menghiasi partai final. Die Roten " sebutan Bayern " mencapainya pada tahun genap (2010 dan 2010), sedangkan Barca membukukannya ditahun gasal (2009 dan 2011).
 
Bedanya, Barca mampu memungkasinya dengan gelar, sedangkan Bayern selalu gagal. Yang menarik, dua tim yang mengalahkan Bayern di final adalah dua tim yang menghentikan langkah Barca di semifinal. Yakni, Inter Milan (2010) dan Chelsea (2012).
 
Jika menilik koneksi statistik tersebut, Barca memang layak dikedepankan. Gerard Pique termasuk yang mendukungnya. Bek tengah Barca itu mengatakan bahwa saat ini adalah era keemasan Spanyol. Tak hanya di level klub, melainkan juga timnas.
 
Sebagai catatan, timnas Spanyol yang mayoritas diperkuat para pemain Barca mengalahkan timnas Jerman yang dipenuhi penggawa Bayern di dua even major terakhir. Yakni, final Euro 2008 dan semifinal Piala Dunia 2010 (keduanya dengan skor 1-0).
 
"Periode ketika sepak bola yang didefinisikan sebagai olahraga 11 lawan 11 dan didominasi Jerman telah usai. Kami lah (Spanyol) yang mengakhirinya," kata Pique yang kini tercatat sebagai bek tengah nomor satu Spanyol saat ini kepada Reuters.
 
"Mereka (Bayern) memang akan menjadi lawan yang tangguh, tapi orang tidak boleh melupakan bahwa Barca masih sebuah tim yang hebat," imuh pemain 26 tahun tersebut.
 
Jika menilik performa, Bayern memang mengagumkan. Hanya kalah sekali dalam 19 laga terakhirnya. Yang mengerikan, tim asuhan Jupp Heynckes itu mampu menang besar bahkan di luar kandang. Hannover 96 menjadi korban terakhir saat dibekap 1-6 akhir pekan lalu (20/4).
 
Sedangkan penampilan Barca tidak terlalu konstan belakangan ini. Rekor away mereka musim ini juga tidak terlalu wah dengan hanya menang dua kali dan kalah dua kali dalam delapan laga terakhir. Itu termasuk gagal menang dalam dua away di fase knockout Liga Champions musim ini (kalah 0-2 dari AC Milan di 16 besar dan seri 2-2 dari PSG di perempat final).

Ketergantungan Barca terhadap sosok Lionel Messi juga masih mengundang pro dan kontra. Sekalipun ikut dalam rombongan yang bertolak ke Jerman, Si Kutu " julukan Messi " masih tanda tanya apakah sudah sepenuhnya fit dari cedera hamstring.
 
"Jika dia (Messi) bermain, itu akan lebih baik karena kami akan menghadapi kekuatan yang sebenarnya dari mereka (Barca)," kata kapten Bayern Philipp Lahm kepada EFE.
 
"Barca tidak hanya Messi. Banyak pemain kelas dunia lainnya seperto Xavi dan (Andres) Iniesta," sahut gelandang Bayern asal Spanyol Javi Martinez kepada Marca.
 
Jika Messi diharapkan bermain, Barca sudah pasti kehilangan Carles Puyol dan Javier Mascherano karena masih dibekap cedera. Adriano Correia juga absen karena skors. Sedangkan dari tuan rumah, hanya striker Mario Mandzukic yang tidak bisa diturunkan. Top scorer Bayern dengan 21 gol itu absen karena akumulasi kartu. (dns)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Xavi Banyak Bergantung Pada Messi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler