Setelah Ceyda Sungur, perempuan bergaun merah yang menjadi sasaran gas air mata polisi, kini muncul Erdem Gunduz. Nama koreografer muda itu menghiasi media setelah selama delapan jam ''berhadap-hadapan'' dengan potret Mustafa Kemal Ataturk yang tergantung di salah satu sudut Taksim Square.
= = = = = = = =
GUNDUZ tiba di lapangan terbesar Kota Istanbul yang hanya beberapa meter dari Taman Gezi pada Senin petang (17/6). Lelaki berambut ikal itu lantas mendekati potret Ataturk dan menatap gambar bapak bangsa Turki tersebut. Dia memasukkan kedua tangannya ke saku celana dan hanya berdiri memandangi foto Ataturk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Sampai lima jam kemudian, Gunduz masih tetap bertahan dengan pose yang sama. Aksi diamnya di alun-alun kota yang dikelilingi galeri seni itu jelas mengundang perhatian warga yang lalu lalang di sekitar Taksim Square. Apalagi, baru akhir pekan lalu, polisi membubarkan paksa massa anti pemerintah yang menduduki Taksim Square dan Taman Gezi.
Hanya dalam waktu singkat, aksi damai Gunduz tersebut langsung tersebar luas melalui internet. Para pengguna Twitter menyebarluaskan berita tentang seorang pria yang mematung di depan potret Ataturk dengan tagar #Duranadam atau #standingman. Dalam bahasa Turki, duranadam berarti pria yang berdiri. Bahkan, sebagian di antaranya melampirkan foto aksi berdiri itu.
Senin petang lalu, Gunduz datang bersama beberapa temannya. Dia lantas meminta rekan-rekannya berjaga di beberapa sudut Taksim Square. Mereka bertugas menghalau massa supaya tidak mendekati pria nyentrik tersebut. Sebab, Gunduz berniat melakukan aksi damainya tersebut seorang diri. ''Kami ingin menjauhkan dia dari segala bentuk provokasi,'' kata Asma, salah seorang teman Gunduz.
Bersama beberapa temannya yang lain, Asma meminta para warga yang tertarik dengan aksi mematung Gunduz itu untuk menyingkir. ''Dia (Gunduz) harus sendirian saja di tengah tanah lapang ini. Sebab, jika ada banyak orang yang berkumpul dan mengikuti aksinya, polisi akan datang untuk membubarkan massa,'' lanjut aktivis perempuan tersebut.
Sayangnya, harapan Gunduz harus kandas di tengah jalan. Sebab, semakin banyak orang yang menonton aksi mematungnya dan bahkan menirukan aksinya di Taksim Square. Polisi pun datang. Aksi damai itu pun bubar sekitar pukul 02.00 kemarin. Padahal, menurut rencana, Gunduz berdiri di alun-alun kota terbesar Turki tersebut selama sebulan.
Kedatangan polisi membuyarkan aksi damai itu. Bahkan, ratusan warga yang mengerumuni Gunduz dan ikut-ikutan berdiri di depan potret Ataturk pun semburat. Termasuk, para fotografer dan wartawan yang sedang meliput aksi Gunduz tersebut. Mereka pun lari tunggang langgang. Sedikitnya 10 orang tertangkap dan dibawa ke kantor polisi.
''Ada begitu banyak pemuda di luar sana. Saya bukan siapa-siapa. Mengapa rakyat menentang pemerintah? Jawabannya hanya satu. Sebab, pemerintah tidak peduli. Apa yang saya lakukan ini hanyalah aksi perlawanan tanpa kata agar masyarakat berpikir dan memerhatikan yang sedang terjadi,'' papar Gunduz dalam wawancara dengan BBC setelah polisi membubarkan aksi itu.
Jika Gunduz beruntung karena luput dari kejaran polisi, tidak demikian dengan Koray Konuk. Pria 45 tahun tersebut tertangkap setelah mengikuti aksi diam Gunduz. "Saya menentang segala bentuk kekerasan. Saya hanya berdiri. Polisi menangkap seorang pria hanya karena dia berdiri. Itu benar-benar absurd," ujar salah seorang aktivis anti pemerintah itu. (AFP/BBC/CNN/hep/c14/dos)
= = = = = = = =
GUNDUZ tiba di lapangan terbesar Kota Istanbul yang hanya beberapa meter dari Taman Gezi pada Senin petang (17/6). Lelaki berambut ikal itu lantas mendekati potret Ataturk dan menatap gambar bapak bangsa Turki tersebut. Dia memasukkan kedua tangannya ke saku celana dan hanya berdiri memandangi foto Ataturk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Sampai lima jam kemudian, Gunduz masih tetap bertahan dengan pose yang sama. Aksi diamnya di alun-alun kota yang dikelilingi galeri seni itu jelas mengundang perhatian warga yang lalu lalang di sekitar Taksim Square. Apalagi, baru akhir pekan lalu, polisi membubarkan paksa massa anti pemerintah yang menduduki Taksim Square dan Taman Gezi.
Hanya dalam waktu singkat, aksi damai Gunduz tersebut langsung tersebar luas melalui internet. Para pengguna Twitter menyebarluaskan berita tentang seorang pria yang mematung di depan potret Ataturk dengan tagar #Duranadam atau #standingman. Dalam bahasa Turki, duranadam berarti pria yang berdiri. Bahkan, sebagian di antaranya melampirkan foto aksi berdiri itu.
Senin petang lalu, Gunduz datang bersama beberapa temannya. Dia lantas meminta rekan-rekannya berjaga di beberapa sudut Taksim Square. Mereka bertugas menghalau massa supaya tidak mendekati pria nyentrik tersebut. Sebab, Gunduz berniat melakukan aksi damainya tersebut seorang diri. ''Kami ingin menjauhkan dia dari segala bentuk provokasi,'' kata Asma, salah seorang teman Gunduz.
Bersama beberapa temannya yang lain, Asma meminta para warga yang tertarik dengan aksi mematung Gunduz itu untuk menyingkir. ''Dia (Gunduz) harus sendirian saja di tengah tanah lapang ini. Sebab, jika ada banyak orang yang berkumpul dan mengikuti aksinya, polisi akan datang untuk membubarkan massa,'' lanjut aktivis perempuan tersebut.
Sayangnya, harapan Gunduz harus kandas di tengah jalan. Sebab, semakin banyak orang yang menonton aksi mematungnya dan bahkan menirukan aksinya di Taksim Square. Polisi pun datang. Aksi damai itu pun bubar sekitar pukul 02.00 kemarin. Padahal, menurut rencana, Gunduz berdiri di alun-alun kota terbesar Turki tersebut selama sebulan.
Kedatangan polisi membuyarkan aksi damai itu. Bahkan, ratusan warga yang mengerumuni Gunduz dan ikut-ikutan berdiri di depan potret Ataturk pun semburat. Termasuk, para fotografer dan wartawan yang sedang meliput aksi Gunduz tersebut. Mereka pun lari tunggang langgang. Sedikitnya 10 orang tertangkap dan dibawa ke kantor polisi.
''Ada begitu banyak pemuda di luar sana. Saya bukan siapa-siapa. Mengapa rakyat menentang pemerintah? Jawabannya hanya satu. Sebab, pemerintah tidak peduli. Apa yang saya lakukan ini hanyalah aksi perlawanan tanpa kata agar masyarakat berpikir dan memerhatikan yang sedang terjadi,'' papar Gunduz dalam wawancara dengan BBC setelah polisi membubarkan aksi itu.
Jika Gunduz beruntung karena luput dari kejaran polisi, tidak demikian dengan Koray Konuk. Pria 45 tahun tersebut tertangkap setelah mengikuti aksi diam Gunduz. "Saya menentang segala bentuk kekerasan. Saya hanya berdiri. Polisi menangkap seorang pria hanya karena dia berdiri. Itu benar-benar absurd," ujar salah seorang aktivis anti pemerintah itu. (AFP/BBC/CNN/hep/c14/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Irak Diguncang Kerusuhan, Iran Panik
Redaktur : Tim Redaksi