jpnn.com, ANKARA - Kemenangan di Suriah tampaknya belum memuaskan nafsu berperang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Kini dia berencana mengirim tentara Turki ke medan perang baru, Libya.
Dalam pidatonya di Provinsi Kocaeli, Minggu (22/12), Erdogan mengaku tengah mempertimbangkan dukungan militer apa saja yang akan diberikan kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al-Serraj.
BACA JUGA: Begini Cara Erdogan Membalas Ancaman Sanksi Amerika, Cukup Menyakitkan
"Kami akan mengevaluasi semua jenis dukungan militer termasuk opsi darat, laut dan udara jika perlu," kata Erdogan seperti dimuat Al Jazeera.
GNA sendiri selama beberapa bulan terakhir tengah berkonflik dengan komandan militer pemberontak Libya, Khalifa Haftar. Sementara Turki mendukung GNA, Haftar memiliki garda pendukung dari Mesir, Uni Emirat Arab, Yordania, Arab Saudi, dan Rusia.
BACA JUGA: Presiden Erdogan Mengaku Terinspirasi Keberhasilan Bu Risma di Surabaya
Dukungan dari Turki mengikuti ditekennya perjanjian peningkatan kerja sama militer dan batas-batas laut Mediterania dengan Libya. Padahal, negara-negara yang memiliki klaim atas wilayah yang kaya akan hidrokarbon tersebut termasuk Yunani, Israel, dan Mesir.
"Tidak ada yang boleh datang kepada kita dengan upaya untuk mengecualikan kita, menjebak kita di pantai kita sendiri atau mencuri kepentingan ekonomi kita. Kami tidak berniat memulai konflik dengan siapa pun tanpa alasan, atau merampas hak siapa pun," lanjut Erdogan.
BACA JUGA: Invasi Turki ke Suriah Dikritik, Erdogan Hina Habis-habisan Presiden Prancis
Dukungan militer yang digaungkan oleh Turki untuk Libya juga tidak sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengembargo senjata untuk Libya untuk mencegah konflik berdarah terus berlangsung. (rmol/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil