jpnn.com, SURABAYA - Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 1, Eri Cahyadi menempatkan UMKM sebagai sektor penting untuk mendorong pemulihan ekonomi di tengah pandemi.
Pemerintahan Kota Surabaya ke depan akan menitikberatkan UMKM dengan mengambil basis dari kampung-kampung.
BACA JUGA: Eri Cahyadi Pengin Menambah Bantuan Operasional Pendidikan Daerah Untuk Sekolah Swasta
"Saya percaya bahwa UMKM bisa menjadi penopang perekonomian di masa pandemi. Apalagi secara nasional, serapan tenaga kerja dari UMKM saja mencapai 98 persen. Artinya, jika UMKM bergeliat, maka sebagian besar ekonomi masyarakat akan bergerak,” kata Eri Cahyadi dalam pertemuan dengan puluhan perwakilan UMKM se-Kecamatan Rungkut, Sabtu (10/10).
Eri mengatakan, di negara-negara maju UMKM tak cuma berkutat di pasar domestik.
BACA JUGA: Ini Program Inovatif Eri Cahyadi Buat Ojek Online di Surabaya
Negara seperti Korea Selatan, misalnya, UMKM bisa menjalin kerja sama dengan korporasi besar dari Amerika Serikat.
Bahkan, produk-produk seperti suku cadang kendaraan dan elektronik diproduksi UMKM Negeri Ginseng tersebut.
BACA JUGA: Pengusaha di Pelabuhan: Eri Cahyadi Smart, Beri Warna Baru
“Kalau ada kesulitan permodalan, kami akan fasilitasi akses agar dapat modal untuk tembus pasar mancanegara,” katanya.
Sebelum pandemi, Eri Cahyadi sejatinya sudah merintis upaya membangun UMKM berbasis kampung.
Yakni dengan program Surabaya Smart City (SSC) yang melombakan setiap kampung di Kota Surabaya untuk punya produk unggulan bernilai ekonomi.
Lomba tersebut mampu memberdayakan 500 kampung hingga mampu memiliki produk unggulan.
Produk-produknya bervariasi mulai dari jamu herbal, kue kering, sayur-sayuran, hingga produk kerajinan tangan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya 2018-2020 tersebut mengatakan, Pemkot Surabaya ke depan bakal mengoptimasi UMKM di wilayahnya.
Mereka harus naik kelas dengan peningkatan kapasitas produksi, perluasan jaringan pemasaran dengan adaptasi terhadap ekosistem digital, fasilitasi akses modal, dan kolaborasi dengan klaster industri yang sama di Kota Surabaya.
“Di kampung eks lokalisasi Dolly, sudah ada UMKM yang jadi supplier sandal, sabun, dan sampo untuk hotel. Skema yang sama bisa kami replikasi di industri lain di Kota Surabaya. Maka saya ajak warga kampung dan pegiat UMKM untuk mengambil momen kebaikan ini bareng-bareng,” kata Eri Cahyadi yang dikenal sebagai birokrat inisiator sistem pengadaan elektronik antikorupsi di Surabaya.
Ketua RT 06 RW 07 Kelurahan Rungkut Kidul Radia Dian menyambut baik program Eri Cahyadi.
Apalagi, Eri bukan sosok yang asing. Mantan kepala Dinas Cipta Karya dan Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) itu sudah banyak berjasa bagi pembenahan infrastruktur kampung.
"UMKM merupakan salah satu penggerak perekonomian di Surabaya. Apalagi, beberapa UMKM di Rungkut khususnya, sudah dikenal di seluruh Indonesia karena kita memasarkan melalui media sosial. Nah, Pak Eri yang melek digital, pasti bisa membantu itu lebih meningkatkan pamor UMKM," ujar Radia Dian.
Koordinator UMKM Rungkut Andi Sujarwan mengatakan, UMKM di Rungkut berkembang sangat pesat.
Bahkan, produk mereka sudah menembus pasar Rusia.
Negeri pecahan Uni Soviet itu bahkan sudah memesan produk dalam jumlah besar.
"Mereka menginginkan kami produksi paling tidak minim satu kontainer. Sedangkan itu butuh biaya yang tidak murah. Kami pun kekurangan modal. Nah, saya percaya ketika Pak Eri terpilih, problem seperti ini akan diatasi karena komitmen beliau terhadap UMKM sangat besar,” kata Andi. (*/adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adek