jpnn.com, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Eri Cahyadi menggagas sebuah rencana besar.
Dia berencana menyatukan sekolah negeri dan swasta menjadi keluarga besar.
BACA JUGA: Pesan Serius Eri Cahyadi untuk Seluruh Warga Surabaya, Jangan Disepelekan
Dia berharap dengan adanya penyatuan maka ketika ada kekurangan bisa dilengkapi secara bersama-sama.
"Ketika menjadi keluarga besar, pasti ada senyum dan kebersamaan, sehingga apabila ada kekurangan bisa dilengkapi secara bersama-sama," ujar Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu (24/11).
BACA JUGA: Pesan Penting Jenderal Dudung Untuk Prajurit di Papua, Tegas
Eri juga meyakini dengan menyatukan sekolah negeri dan swasta maka semua anak bisa sekolah.
Kemudian, tidak ada lagi sekolah kekurangan murid, tidak ada lagi sekolah yang tidak bisa membangun sarana dan prasarana dan tidak ada lagi persaingan guru antara negeri dan swasta.
BACA JUGA: Begini Nasib Bandar Narkoba Penabrak Iptu JM
"Nah, itu tugasnya siapa? Ya tugas saya dan Pemkot Surabaya. Makanya saya berharap jadi satu kesatuan," katanya.
Dia kemudian memerinci berbagai rencana untuk menyatukan sekolah negeri dan swasta di Surabaya.
Salah satunya harus ada kesepakatan di awal terkait dengan jumlah guru.
Eri mencontohkan, apabila ada seorang guru di sekolah A kekurangan jam mengajar, sedangkan di sekolah B kelebihan mengajar.
"Terus ini mau diapakan? Nanti biar sekolah yang menghitung sendiri, pindah ke sekolah B misalnya."
"Ini harus bisa terwujud dan saya yakin dengan MKKS (musyawarah kerja kepala sekolah) swasta, hal itu yakin bisa terwujud," katanya.
Eri juga menekankan agar para guru meningkatkan kemampuan personal lewat berbagai literasi.
Dengan cara itu, diharapkan murid-muridnya juga punya keinginan dan kemampuan untuk membaca berbagai literasi.
Selain itu, lanjut dia, apabila ada sekolah swasta yang butuh infrastruktur, maka sekolah negeri dapat mengalah terlebih dahulu kalau memang sudah bagus, sehingga harus bergantian.
Dia juga berharap sekolah negeri sadar bahwa sekolah swasta merupakan partner dan bukan saingan.
"Kalau sudah begitu, maka anak-anak saya di Surabaya mau masuk negeri senang dan mau masuk swasta ya senang, karena antara SD dan SMP yang sembilan tahun merupakan tanggung jawab saya," katanya.
Eri menyebut apabila masih ada anak SD dan SMP yang menyampaikan sekolahnya jelek dan tidak nyaman, maka itu tanggungjawab Pemkot Surabaya.
Meski begitu, dia menyampaikan harus ada kesepakatan bersama antara sekolah negeri dan swasta, terutama jika muncul sekolah baru.
Kira-kira sampai tahun berapa yang harus dibangun dan sekolah di mana saja yang harus dibangun pada anggaran berikutnya.
Sebab, kata dia, tidak mungkin ditanggung semua dalam satu tahun anggaran.
"Jadi, kita harus punya timeline itu. Kalau sudah terbuka semuanya seperti ini, saya yakin konco-konco bisa mengerti."
"Makanya, kalau guru negeri dan swasta kumpul bareng dan ada tawa ceria dan renyah, maka itu berarti sudah ada kebersamaan. Saya yakin MKKS negeri dan swasta itu bisa bersatu," pungkas Eri.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang