jpnn.com, JAKARTA - Founder Monday Media Group Muchlas Rowi menilai upaya transformasi yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir membuahkan hasil positif.
Erick telah mengubah perusahaan-perusahaan BUMN menjadi makin berdaya saing.
BACA JUGA: Erick Thohir Jadi Anggota Kehormatan Banser, Rahmat Hidayat Bilang Begini
Erick tercatat telah melakukan restrukturisasi dengan memangkas perusahaan BUMN dari 142 menjadi 107 perusahaan.
Hal itu untuk menyehatkan BUMN, sebagai tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 40/M Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Percepatan Restrukturisasi BUMN.
BACA JUGA: Larangan Bagi Seluruh ASN di Provinsi DKI Jakarta, Tegas!
Erick juga mencanangkan budaya AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) sebagai core value pada perusahaan pelat merah, dimulai sejak awal Juli 2020.
Menurut Muchlas yang juga Komisaris Independen PT Jamkrindo, upaya yang dicanangkan Erick merupakan bagian dari transformasi human capital, demi meningkatkan daya saing BUMN agar menjadi pemain global dan menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta, bukan pabrik wacana.
BACA JUGA: Info Terbaru dari Mabes Polri Kasus Seorang Ayah Diduga Mencabuli 3 Anak Kandung
"Kerja keras ET (Erick Thohir) ternyata menuai hasil cukup mengesankan."
"Paling tidak, terlihat dari laba bersih konsolidasi BUMN pada Kuartal III tahun 2021 yang mencapai Rp 61 triliun."
"Sementara laba bersih konsolidasi BUMN tahun sebelumnya hanya Rp 13 triliun," ujar Muchlas pada webinar bertajuk Transformasi BUMN yang digelar Forum Diskusi Kopi Pahit, Rabu (1/12).
Dalam webinar kali ini juga hadir sebagai pembicara Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim dan Komisaris Independen PT Semen Baturaja Endang Tirtana.
Dalam pemaparannya Arya Sinulingga mengatakan Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mendorong ekonomi berkelanjutan.
Indonesia masih kekurangan skilled workers atau tenaga terdidik, meski jumlah usia muda produktif cukup banyak.
Rendahnya produktivitas juga masih menjadi persoalan.
Tantangan lainnya, pembangunan yang belum merata, pertumbuhan ekonomi yang stagnan, ketidakpastian global, revolusi industri 4.0, ekonomi digital dan dampak Covid-19 terhadap perekonomian.
“Sumber daya manusia berputarnya di Jawa. Ini tantangan besar dan Pak Jokowi melakukan banyak pembangunan mendorong pemerataan di seluruh Indonesia sampai dengan mendorong pemindahan ibu kota. Itu semua adalah bagian dari pemerataan," ucapnya.
Arya lebih lanjut mengatakan BUMN berperan sebagai value creator dan agent of development dalam mengembangkan sektor strategis.
Selain itu, peran BUMN juga sangat strategis dalam pembangunan infrastruktur, di mana swasta tidak meliriknya.
"BUMN hadir terutama di sektor-sektor dimana swasta tidak hadir. Misalnya dalam pembangunan jalan tol di Aceh atau di Pelambang,” ucapnya.
Narasumber lain, Endang Tirtana menyebut kesuksesan transformasi BUMN karena strong leadership atau kepemimpinan yang kuat dari seorang Erick Thohir.
Menurutnya, transformasi tidak akan berjalan jika tidak ada political will dan kesungguhan yang kuat.
Misalnya, upaya restrukturisasi dengan merampingkan sejumlah perusahaan BUMN, yang artinya juga merampingkan struktur yang ada di dalamnya.
Menurut Endang, hal itu tentunya tidak mudah dilakukan, tetapi diterobos oleh Erick Thohir.
"Makanya tidak heran jika Pak Erick Thohir banyak mendapat kritik tuduhan dari pihak tertentu karena adanya upaya restrukturisasi. Karena ini sebelumnya sudah kronis di dalam tubuh BUMN, lalu datang pak Erick, dengan strong leadership lalu mengubah itu semua," kata Endang.
Menurut Komisaris Semen Baturaja itu, upaya Erick Thohir merampingkan struktur di BUMN juga dalam rangka mendorong agar perusahaan pelat merah itu lebih akuntabel, transparan, dan profesional.
Sementara itu, Silmy Karim membagikan kunci sukses restrukturisasi di PT. Krakatau Steel yang kini mulai menuai keuntungan setelah delapan tahun mengalami kerugian.
Menurutnya, peran digitalisasi penting untuk transparansi.
Digitalisasi juga membantu dalam pengambilan keputusan.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang