Erick Thohir: Garuda Kembalikan Bombardier CRJ 1000, Kenapa?

Rabu, 10 Februari 2021 – 16:05 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Garuda Indonesia akan mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ 1000. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memutuskan untuk mengakhiri kontrak sewa dan mengembalikan 12 pesawat Bombardier CRJ 1000 kepada Nordic Aviation Capital (NAC).

Menurutnya, pesawat akan jatuh tempo pada 2027.

BACA JUGA: BREAKING NEWS: KPK Jemput Paksa Eks Petinggi PT Garuda Indonesia

"Tentu keputusan ini ada landasannya, kami mempertimbangkan tata kelola perusahaan yang baik transparan akuntanbilitas dan profesional," ujar Erick dalam konferensi daring di Jakarta, Rabu (10/2).

Dia menyebut, pemutusan kontrak juga didasari atas keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia dan juga penyelidikan Serious Fraud Office (SFO) Inggris. Seperti diketahui, ada indikasi pidana suap dari pihak pabrikan kepada oknum pimpinan Garuda saat proses pengadaan pesawat 2011 lalu.

BACA JUGA: Alasan Erick Thohir Sebut Perekonomian Indonesia Lebih Baik dari Negara Lain

Selain itu, lanjut Erick, keputusan mengakhiri kontrak sewa pesawat itu juga untuk efisiensi biaya.

"Kondisi Covid-19 ternyata masih berkelanjutan, tidak hanya di Indonesia tapi di banyak negara lain juga masih berlangsung pada tahun ini. Jadi efisiensi menjadi kunci," katanya.

BACA JUGA: Garuda Indonesia dan Batik Air Mendarat Darurat di Bandara Adi Soemarmo

Erick menyampaikan, saat ini Garuda Indonesia menjadi salah satu maskapai dengan kontrak sewa yang paling tinggi di dunia, sebesar 27 persen.

"Proses negosiasi ini tentu sudah terjadi berulang-ulang kali antara Garuda dan NAC. Tapi sayangnya early temination belum mendapatkan respon," ujar Erick.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perseroan memiliki 18 pesawat Bombardier, sebanyak 12 pesawat sewa dari NAC dengan skema operating lease hingga 2027.

"Apabila kita terminasi sampai akhir masa kontrak (2027) kita akan saving lebih dari 220 juta dolar AS. Ini sebuah upaya untuk mengurangi kerugian untuk penggunaan pesawat ini di Garuda Indonesia," jelas Irfan.

Sedangkan enam pesawat Bombardier lainnya, lanjut dia, menggunakan skema financial lease dari penyedia financial lease Export Development Canada (EDC). Adapun masa sewa hingga 2024 saat ini dalam tahap pembicaraan terkait kelanjutan kontrak sewa pesawat.

"Kita juga tidak ada niatan dalam waktu dekat untuk membeli pesawat baru untuk menggantikan ini. jadi kita akan maksimalkan utilisasi pesawat-pesawat yang ada saat ini," katanya.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler