jpnn.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen pemerintah dalam mengatasi persoalan mahalnya harga tiket pesawat.
Hal ini disampaikan Erick Thohir seusai menghadiri rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/8).
BACA JUGA: Bolu Stim Menara Beri Kejutan untuk Penumpang Citilink, Apa Itu?
“Sesuai dengan instruksi Presiden, kita bisa terus menekan harga tiket untuk lebih murah,” ujar Erick.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan penerbangan milik pemerintah, yaitu PT Garuda Indonesia (Persero) tentu harus lebih sehat secara operasional.
BACA JUGA: Jokowi Pamer Pengusutan Kasus Garuda, Pakar Hukum: Masih Banyak yang Belum Diungkap
Setelah proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Erick yakin BUMN yang menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia ini bisa kembali beroperasi dengan lebih baik.
“Garuda bisa bergerak secara korporasi dan lebih sehat,” kata dia.
BACA JUGA: Kejagung Minta BPKP Hitung Kerugian Akibat Pengadaan Pesawat Garuda
Apa lagi, pemerintah juga akan menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun.
“Sebenarnya ini sudah diputuskan satu setengah tahun lalu, sebelum kondisi covid terjadi,” ujar Erick.
Oleh sebab itu, dia yakin saat ini merupakan momentum yang tepat bagi Garuda dalam meningkatkan kinerja.
Sebab, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik, hingga 5,44 persen dan sejalan dengan hal itu, terjadi peningkatan kebutuhan penerbangan karena mobilitas masyarakat yang meningkat.
Sebab, Garuda Indonesia dan Citilink berkomitmen untuk meningkatkan jumlah pesawat agar mampu memenuhi permintaan yang tinggi.
Teori sederhana ilmu ekonomi, menambah pasokan saat permintaan meningkat sehingga tidak terjadi kelangkaan yang menimbulkan harga membumbung tingi.
“Saat ini ada 61 pesawat dan akan kami tingkatkan menjadi 120 pesawat pada akhir tahun 2022,” kata Erick.
Dengan bertambahnya jumlah pesawat yang melayani penerbangan domestik ini, maka diharapkan harga tiket akan bisa ditekan menjadi lebih murah.
Yang jelas, Erick memastikan pesawat-pesawat yang baru ini harga sewanya sesuai dengan harga pasar.
“Tidak harga seperti yang sebelumnya, yang terindikasi bahkan sudah ada tersangka kasus korupsi untuk Garuda," imbuh Erick.(fri/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari