jpnn.com, JAKARTA - Kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi - Ma'ruf Amin kabarnya mulai kasak-kusuk mencari calon menteri. Di dunia maya, netizen pun ramai membicarakan hal ini.
Kabar Jokowi mulai membahas anggota kabinet ini sempat mencuat dari politikus PDI Perjungan Adian Napitupulu, seusai dialog dengan Jokowi di Restoran Rumah Heritage, Jalan Sam Ratulangi, Jakarta Pusat, Minggu (28/4). “Ya, bicara kabinet, tetapi sedikit,” kata Adian, Senin (29/4), seperti dikutip dari Rakyat Merdeka.
BACA JUGA: Sudah Saatnya Bahas Struktur Kabinet Jokowi â Maâruf, Siapa Layak jadi Menteri?
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Amin, Hendrawan Supratikno juga membenarkan kubunya mulai mencari calon menteri. Menurut Hendrawan, Jokowi mencari pembantu yang berani, tegas, jujur dan kompeten. “Dan yang penting, tidak lagi membuat dikotomi antara profesional dan politisi,” ujar Hendrawan kepada Rakyat Merdeka.
(Baca Juga: Sudah Saatnya Bahas Struktur Kabinet Jokowi – Ma’ruf, Siapa Layak jadi Menteri?)
BACA JUGA: Kesal sama Mahfud MD, Fadli Zon Minta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Dibubarkan
Dalam kondisi seperti ini, kata Hendrawan, banyak orang yang tiba-tiba bergelagat ingin menjadi menteri. Menurutnya, sah saja jika melamar, atau lebih tepatnya memberi isyarat melalui jalur-jalur yang punya akses ke presiden. “Namun mungkin seharusnya presiden yang harusnya melamar, karena ini tim atau kabinet presiden,” katanya.
Di dunia maya, sempat ramai beredar nama-nama calon menteri Jokowi. Ada Erick Thohir, Mahfud MD, Yenny Wahid, Yusril Ihza Mahendra, Rosan Roeslani, Abdul Kadir Karding dan sebagainya.
BACA JUGA: Fadli Zon Sesalkan Pernyataan Mahfud MD yang Bikin Panas
Wacana calon menteri pun ramai diperbincangkan di dunia maya. “Ayoo yang ngiler jadi menteri silakan ngelamar..” cuit @saktihapsoro. “Bersejarah! Yang mau jadi menteri dan aparat pemerintah pusat harus mau tinggal di luar Jawa!,” timpal @senirupa. (bsh/net/rmco.id)
Simak Juga Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisioner Ombudsman Minta Prof Mahfud Tobat
Redaktur : Tim Redaksi