Erick Thohir Meluncurkan Program Solar untuk Nelayan di Jawa Tengah

Minggu, 18 September 2022 – 15:48 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, CILACAP - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meluncurkan program Solar untuk koperasi (Solusi) nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (17/9).

Peluncuran program Solusi nelayan itu dihadiri Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, dan Anggota Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto.

BACA JUGA: Pertamina Eco RunFest 2022: Berlari untuk Bumi yang Lebih Sehat

Dia menyampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menugaskan dirinya dan Teten mencari solusi dalam meningkatkan taraf hidup para nelayan.

Erick menyebut kesejahteraan nelayan harus menjadi bagian penting dari program pemerintah.

BACA JUGA: Gelar Program Greenpartner 7.0, Pertamina dan DLH Provinsi Jawa Barat Berkolaborasi

"Program Solusi nelayan ini memberikan akses harga BBM (Solar) yang selama ini didapat nelayan mungkin Rp 7.000 hingga Rp 10.000 per liter, hari ini kami pastikan harganya Rp 6.800 per liter," ujar Erick.

Dalam program ini, lanjut Erick, Pertamina menyalurkan langsung Solar bersubsidi ke SPBU Nelayan di bawah Koperasi Mino Saroyo yang beranggotakan 8.500 nelayan.

BACA JUGA: Efisien! Biaya Operasional Kilang Pertamina Lebih Rendah dari Singapura

Pria kelahiran Jakarta itu menyampaikan program inisiatif Kementerian BUMN dan Kementerian Koperasi dan UKM itu merupakan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap para nelayan di tengah kebijakan pengalihan subsidi BBM.

Erick menyebut program Solusi bisa memperbaiki akses nelayan, sehingga Solar lebih tepat sasaran dan langsung dialokasikan kepada nelayan.

Erick dan Teten memastikan koperasi jadi ujung tombak agar solar subsidi benar-benar tepat sasaran.

"Jadi, kalau ada yang bawa jeriken tidak masalah karena ada barcode, datanya kelihatan," ucap mantan Presiden Inter Milan tersebut.

Erick mengatakan hal itu membuat program Solusi tak sekadar mendistribusikan solar subsidi, melainkan membenahi model bisnis perikanan rakyat dengan melibatkan koperasi sebagai agregator dan penjamin pertama bagi nelayan.

Bagi Erick, nelayan Indonesia merupakan pelaut tangguh yang bukan sekadar membutuhkan subsidi, melainkan ekosistem bisnis perikanan rakyat yang sehat dan berpihak pada nelayan.

"Kami dari BRI mendorong pembiayaan untuk nelayan, lalu ibu-ibu nelayan juga tidak ditinggalkan, ada PNM Mekaar juga yang akan hadir," sambung Erick.

BUMN, lanjut Erick, juga berupaya membuka akses pasar di dalam dan luar negeri, serta melibatkan pihak swasta sebagai offtaker atau pembeli hasil produksi para nelayan.

Erick berharap program Solusi Nelayan itu bisa menjadi gebrakan dalam menjawab permasalahan nelayan.

"Bukan sekadar menyentuh masalah di permukaan namun juga membenahi ekosistem bisnis sebagai wujud solusi jangka panjang," lanjut Erick.

Erick juga mengapresiasi kolaborasi bersama Kementerian Koperasi dan UKM serta dukungan Pertamina dalam program Solusi nelayan.

Selain Cilacap, ucap Erick, terdapat enam lokasi percontohan program Solusi Nelayan di Lhoknga, Aceh; Deli Serdang, Sumatera Utara; Indramayu, Jawa Barat; Pekalongan, Semarang, Jawa Tengah; Surabaya, Jawa Timur; dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang akan dijalankan selama tiga bulan ke depan

"Cilacap ini pilot project, kalau ini berjalan baik akan dikembangkan di tujuh lokasi dan diperluas ke seluruh Indonesia," kata Erick menambahkan.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meyakini program Solusi menjadi jawaban atas sejumlah persoalan yang selama ini dihadapi para nelayan.

Teten menyebut 60 persen biaya produksi nelayan selama ini untuk BBM.

Teten mengatakan subsidi Solar akan berdampak besar bagi kesejahteraan nelayan.

Kemenkop dan UKM bersama Kementerian BUMN juga mendorong peningkatan pengolahan bagi nilai tambah hasil produksi nelayan.

"Kami dengan Pak Erick juga memikirkan jadi pembiayaan, pengolahan, hingga offtaker apakah dari dalam negeri atau luar negeri, sehingga nelayan punya keuntungan yang maksimal," kata Teten. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harus Diakui Kinerja Pertamina Tahun Ini Jauh Lebih Baik


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler