Efisien! Biaya Operasional Kilang Pertamina Lebih Rendah dari Singapura

Jumat, 09 September 2022 – 13:37 WIB
Pertamina kini mampu menekan biaya operasional kilang jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional kilang di Singapura. Foto: Dokumentasi Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Biaya operasional kilang Pertamina kini lebih hemat dan mampu bersaing dengan sejumlah kilang milik perusahaan energi dunia di Asia Pasifik.

Kerja keras Pertamina membangun dan memperbaiki kilang tersebut dapat dibuktikan dengan biaya operasional yang terus mengalami penurunan rata-rata sekitar USD 3,67 per barel.

BACA JUGA: Begini Upaya Pertamina Agar Distribusi BBM Sampai ke Masyarakat Secara Tepat dan Efisien

Biaya operasional kilang Pertamina ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional kilang di Singapura yang mencapai USD 7,81 per barel.

Biaya operasional kilang terendah telah dicapai dua kilang, yakni Refinery Unit (RU) IV Cilacap USD 2.83 per barel dan RU III Plaju USD 2.92 per barel.

BACA JUGA: Tinjau Command Center Pertamina, Erick Thohir Pantau Stok dan Antisipasi Kebocoran BBM

“Upaya pembangunan dan revamping kilang terus dilakukan Pertamina dan hasilnya mampu menekan operasional kilang sehingga lebih rendah dari perusahaan migas lainnya di Asia Pasific,” ungkap Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional.

Penurunan operasional kilang diperoleh dari terobosan dan penghematan yang dilakukan Pertamina, terutama dalam pengadaan minyak mentah.

BACA JUGA: Harga Pertalite, Solar, dan Pertamax Naik, Dirut Pertamina Pastikan Stok BBM Aman

Saat ini, untuk pengadaan crude Pertamina mampu bersaing di pasar global senilai USD 69,246 per barel.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang berada di angka USD 69,46 per barel dan satu perusahaan migas lain jauh di atas yakni USD 71,80 per barel.

Taufuk mengatakan dengan program RDMP yang terus berjalan, kilang Pertamina juga menjadi lebih fleksible mengolah berbagai jenis minyak mentah.

Dia menyebutkan rata-rata net cash margin (NCM) Pertamina sangat positif, yaitu sebesar USD 4,88 per barel.

Keberhasilan ini bahkan jauh dibandingkan dengan Malaysia Pertronas USD 1,56 per barel.

“Upaya menekan biaya operasi salah satunya dengan penurunkan biaya pembelian crude, karena porsi terbesar dalam produksi BBM adalah biaya pembelian minyak mentah yang mencapai 92 persen dari biaya pokok produksi,” pungkasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler