jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir dinilai sebagai sosok yang paling tepat dalam memimpin PSSI.
Hal ini terlihat dari hasil survei Indikator Politik Indonesia bertajuk "Tragedi Kanjuruhan dan Reformasi PSSI" di Jakarta, Minggu (13/11).
BACA JUGA: Erick Thohir Apresiasi Prestasi Veda Ega di IATC Mandalika
Dalam sejumlah simulasi, Erick Thohir menempati posisi tertinggi yang diinginkan responden untuk menjadi Ketua Umum PSSI.
"Erick Thohir sebesar 24,1 persen atau paling banyak dipilih sebagai ketua umum PSSI," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
BACA JUGA: Manajemen Sriwijaya FC Sebut Erick Thohir Layak Jadi Ketum PSSI
Dia menyebut mantan Presiden Inter Milan tersebut dinilai sosok yang paling tepat menjadi orang nomor satu di federasi sepakbola Indonesia berdasarkan pilihan tiap kelompok demografi, wilayah, sebagian besar penyuka olah raga, di tiap kelompok penggemar klub domestik, dan sebagian besar kelompok ormas.
Burhanuddin mengatakan Erick melampaui tokoh lain, seperti Najwa Shihab, Kaesang Pangarep, Mahfud MD, Azrul Ananda, La Nyala, hingga Ratu Tisha.
BACA JUGA: Ketum PSSI Mochamad Iriawan: Kita Harus Siap
Erick Thohir dianggap sebagai tokoh yang paling pantas menjadi Ketua Umum PSSI menggantikan Mochamad Iriawan atau Iwan Bule.
"Erick cukup menonjol dibanding sejumlah nama lain, bahkan dibanding Iwan Bule sendiri," katanya.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Burhanuddin mengatakan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
"Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," kata Burhanuddin.
Dia mengungkapkan quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari totalsampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). (zil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh