jpnn.com, KARO - Gunung api Sinabung kembali erupsi sekitar pukul 07.48 WIB, Selasa (7/4/2019). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, tinggi abu vulkanik mencapai sekitar 2.000 meter dan berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan tenggara.
“PVMBG memonitor bahwa erupsi terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi sekitar 42 menit 49 detik. Hujan abu cukup tebal saat erupsi dan distribusi abu vulkanik mengarah ke barat daya dari puncak gunung,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya.
BACA JUGA: 14 Ular Sanca Lepas Akibat Sungai Cikeas Meluap
BACA JUGA: 7.690 Korban Erupsi Sinabung Terima Santunan dari Pemerintah
Sutopo menyatakan, hujan abu vulkanik jatuh di beberapa desa sekitar gunung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dengan intensitas cukup tebal. Kendati demikian, masyarakat diharapkan tidak panik menyikapi erupsi Gunung Sinabung.
BACA JUGA: Situasi Kondusif, Gempa 6,8 SR di Sulteng Aman dari Tsunami
“Masyarakat telah memahami daerah yang berbahaya, daerah luncuran awan panas. Apalagi ribuan masyarakat sekitar Gunung Sinabung yang tinggal di zona merah telah direlokasi,” ucap Sutopo.
Berdasarkan pantauan distribusi abu vulkanik, PVMBG telah mengeluarkan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) atau notifikasi terkait dengan aktivitas penerbangan. Notifikasi yang dikeluarkan berstatus warna oranye (orange).
BACA JUGA: Perhutani dan BNPB Bersinergi Tanggulangi Bencana
“Ini berarti aktivitas gunung api berpotensi membahayakan penerbangan,” ujarnya.
BACA JUGA: Gunung Sinabung Kembali Erupsi
Menurutnya, Gunung Sinabung saat ini berstatus level IV atau awas. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG – Badan Geologi yaitu masyarakat atau pengunjung agar tidak berada di radius 3 sampai 7 kilometer dari aktivitas Gunung Sinabung.
“Masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar mewaspadai potensi banjir lahar terutama pada saat terjadi hujan lebat,” pungkasnya. (jpc/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Update Banjir Sentani: 104 Warga Meninggal Dunia
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti