jpnn.com, JAKARTA - Perum Perhutani bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam Penanggulangan Bencana. Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman yang dilakukan Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Rabu (20/3).
Penandatanganan tersebut dilakukan dalam acara Bincang Kepala BNPB bersama pimpinan perusahaan dengan tema "Siap Tangguh Bersama Lembaga Usaha".
BACA JUGA: Update Banjir Sentani: 104 Warga Meninggal Dunia
Dalam kegiatan tersebut turut dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (tripartit) antara Perhutani, BNPB dan PT Sulotco Jaya Abadi (Kapal Api) dalam "Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Budidaya Tanaman Kopi Guna Mendukung Kegiatan Penanggulangan Bencana", serta penandatanganan nota kesepahaman antara Perhutani, BNPB dan PT Galih Jaya tentang Penguatan Logistik dalam Penanggulangan Bencana.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menjelaskan, kerjasama yang dilakukan ini dalam mendukung penanggulangan bencana dan pengembalian fungsi hutan baik secara ekologis maupun kemanfaataan sosial ekonomi bagi masyarakat dengan optimalisasi pemanfaatan lahan hutan sebagai bentuk upaya preventif.
BACA JUGA: 79 Tewas, 43 Hilang Pascabanjir Bandang Sentani
"Dengan banyak terjadinya eksploitasi hutan yang berlebihan tanpa perencanaan yang baik oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, maka timbul berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor yang menimbulkan korban jiwa," ujar Denaldy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/3).
"Sehingga kerjasama ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keberadaan hutan dengan lestari, mengelola lingkungan dan ekonomi dengan arif dan bijaksana”, jelas Denaldy.
BACA JUGA: Gempa Lombok Timur, Warga Malaysia Tewas di Air Terjun
Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo juga menyampaikan, Pulau Jawa sudah mengalami kerusakan ekologis yang sangat memprihatinkan sehingga BNPB memberikan saran salah satunya ke Perhutani untuk menjalin kerjasama dalam menjaga kelestarian hutan di Jawa dan membuat program-program ekonomi yang turut memperhatikan ekologis.
"Masyarakat perlu turut dilibatkan dalam program tersebut agar masyarakat mendapat nilai tambah dan meningkatkan ekonomi mereka sambil mengembalikan fungsi konservasi hutan di pulau Jawa," jelas Doni. (mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 15 Kabupaten di Jatim Direndam Banjir, 12.495 KK Terdampak
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh