Kabarnya, lapisan es kutub yang mencair itu cukup untuk menciptakan laut baru. Sejak 1992, mencairnya lapisan es kutub membuat ketinggian air laut bertambah lebih dari satu sentimeter.
Kontribusi tersebut merupakan seperlima di antara total penambahan ketinggian air laut sampai sekarang. Sebanyak 2/3 es yang mencair itu berasal dari Greenland dan sisanya dari Antartika. "Lapisan es Greenland menyusut signifikan," terang Ted Scambos, pakar dari National Snow and Ice Data Center, dalam jurnal ilmu pengetahuan Kamis lalu (29/11).
Meski sama-sama menyusut, lapisan es Kutub Utara jauh lebih cepat mencair dibandingkan Kutub Selatan. Salah satu alasannya, lapisan es di Kutub Utara lebih luas daripada Kutub Selatan.
Andrew Shepherd, pakar dari University of Leeds sekaligus pemimpin penelitian, mengatakan, pihaknya sangat terbantu pencitraan satelit dalam saat melakukan riset. Menurut dia, foto satelit tentang lapisan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan relatif akurat. "Penelitian ini sukses berkat dukungan komunitas sains internasional dan bantuan pencitraan satelit," terangnya.
Tanpa bantuan foto dari satelit, kata Shepherd, timnya mustahil bisa mengetahui kondisi terkini dua kutub bumi. Terutama, kondisi lapisan esnya. Meski sejumlah besar studi menyebutkan bahwa pencairan lapisan es mendatangkan lebih banyak manfaat daripada bahaya, Shepherd menyebut pencairan yang terlalu cepat itu tidak normal.
Waleed Abdalati, pakar sains NASA, mengatakan bahwa pencairan lapisan es yang sangat cepat tersebut harus segera disikapi dengan bijaksana. "Ketika peta lapisan es bumi berubah, kita harus lebih siap untuk menghadapi kemungkinan apa pun pada masa mendatang," tegasnya. (dailymail/hep/c8/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Strauss-Kahn dan Diallo Akhirnya Damai
Redaktur : Tim Redaksi