Esensi Nostra Aetate, Menerima Setiap Pribadi Apa Adanya

Selasa, 23 Februari 2016 – 02:55 WIB
Romo Benedictus Manulang, Pr. FOTO: DOK.PRI

jpnn.com - PEKANBARU – Pada hakekatnya Ensiklik Nostra Aetate yang dideklarasikan oleh Gereja Katolik 50 tahun yang lalu, bukanlah sekadar memandang positif hubungan dengan agama-agama non Kristiani. Tetapi lebih dari itu, ingin menegaskan bahwa Gereja Katolik, menerima setiap pribadi insan manusia apa adanya sebagai konsekuensi logis dari prinsip bahwa semua bangsa merupakan satu komunitas dan satu asal usul yang sama.

Demikian antara lain penegasan Benedictus Manulang, Pr, pastor muda Paroki Kota Pekanbaru dalam Focus Group Discussion (FGD) Forkoma PMKRI Provinsi Riau, Minggu (21/2) di Pekanbaru. 

BACA JUGA: Komisi II DPR Mendesak, Menteri Yuddy Melunak

Menurut Ketua Forum Komunikasi Alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (Forkoma PMKRI) Provinsi Riau Thomson Manulang, FGD  kali ini mengambil tema “Sosialisasi Konferensi International 50 Tahun Ensiklik Nostra Aetate” yang telah diselenggarakan oleh Vatikan di Univeristas Gregoriana, Roma akhir Oktober 2015 lalu.

Dalam konferensi itu, lanjut Thomson, Forkoma PMKRI merupakan satu-satunya organisasi peserta dari Indonesia. Hal ini merupakan satu kehormatan tersendiri bagi PMKRI.

BACA JUGA: Hanya Jokowi yang Tahu Sampai Kapan Revisi UU KPK Ditunda

Alumni Universitas Riau ini mengatakan bahwa Forkoma PMKRI telah mensosialisasikan hasil-hasil konferensi ini di sejumlah kota diantaranya Jakarta, Medan dan Makassar.

Setelah dari Riau ini, kata Thomson, akan melanjutkan sosialisasi ke Banjarmasin dan Palangka Raya.

BACA JUGA: Pro dan Kontra LGBT, Menko Polhukam: Tenang..Baru 2 Minggu

Saat sosialisasi itu hadir pula Ketua Forkoma Pusat Hermawi Fransiskus Taslim yang antara lain menceritakan pengalamannya berkunjung, berdialog dan menyerahkan bantuan kepada  pengungsi Timur Tengah di salah satu rumah penampungan di kota Roma yang dikelola oleh para suster dari ordo Misionary of Charity.

Menurut Taslim, sebelum konferensi berlangsung, Paus Fransiskus telah menginstruksikan agar semua gereja dan biara di Eropa menampung pengungsi Timur Tengah sesuai kemampuan masing-masing.

Paus Fransiskus, ujar Taslim telah memberikan keteladanan kemanusiaan yang menembus seluruh tembok-tembok perbedaan. Ini sejalan dengan tema Konferensi yang menandaskan “Agama Boleh Berbeda, Air Mata Derita Tetap Sama".                                       

Dalam FGD ini, sejumlah alumni PMKRI yang merupakan tokoh publik hadir, diantaranya Ruslan Tarigan (anggota DPRD Pekanbaru), Rahman Silaen (Hakim Tipikor Propinsi RIAU), Japantun Situmorang (Pengusaha), dan para aktifis PMKRI dan Pemuda Katolik.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 WNI Terduga Teroris Dipulangkan dari Singapura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler