Evaluasi Sepekan PPKM Jawa-Bali, Prof Wiku Sebut Belum Ada Perubahan Signifikan

Kamis, 21 Januari 2021 – 18:09 WIB
Wiku Adisasmito. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut efek Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan pemerintah untuk menekan penularan COVID-19, belum terasa hasilnya dalam waktu sepekan.

Catatan selama sepekan, kata Wiku, angka penularan COVID-19 belum menunjukkan penurunan, sejak kebijakan PPKM periode pertama di Jawa-Bali pada 11-25 Januari 2021.

BACA JUGA: Tok! Pemerintah Perpanjang Masa PPKM Jawa-Bali, Begini Pertimbangannya

"Dalam sepekan pelaksanaan lalu, evaluasi yang dilakukan belum adanya perubahan signifikan," kata Wiku dalam keterangan resmi secara virtual, Kamis (21/1).

Sebagai catatan, pemerintah resmi memperpanjang masa PPKM di Jawa-Bali. Nantinya, periode kedua PPKM berlaku sejak 26 Januari sampai 8 Februari 2021.

BACA JUGA: BNPB Beri Peringatan, Aceh dan Sumut Siaga, 26 Provinsi Lain Waspada

"Pelaksanaan intervensi ini memerlukan perpanjangan waktu untuk dapat menjadi lebih efektif dan berkontribusi dalam perubahan situasi ke arah lebih baik," ungkap dia.

Wiku lantas berbicara tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat di DKI Jakarta pada 14 September sampai 5 Oktober 2020.

BACA JUGA: Pengakuan Lain dari Yusuf yang Melecehkan Istri Isa Bajaj, Mencengangkan

Kala itu, PSBB ketat diberlakukan setelah pertambahan kasus COVID-19 di ibu kota mulai mengkhawatirkan.

Pekan pertama dan kedua PSBB ketat, kata Wiku, pertambahan kasus masih tinggi seperti sebelum kebijakan diberlakukan. Efek positifnya di DKI Jakarta baru terasa pada pekan ketiga kebijakan diberlakukan.

"Kemudian masih bertambah di pekan kedua menjadi 8.477. Baru terlihat penurunan pada pekan ketiga pelaksanaan yaitu 8.409 kasus," beber pria bergelar profesor itu.

Namun, Wiku memberi catatan terkait penurunan kasus COVID-19 yang tidak bertahan konsisten di DKI Jakarta.

Penurunan kasus hanya terjadi di pekan ketiga dan keempat setelah PSBB ketat. Setelah itu, pertambahan kasus di DKI Jakarta kembali meningkat seiring kebijakan PSBB ketat tidak lagi berlaku.

"Penurunan ini bertahan hingga empat pekan saja. Hingga akhirnya kembali meningkat pada 2 November 2020 hingga kini. Kita dapat mengambil pembelajaran penting dari ini," beber dia.(ast/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler