Evan Dielu-elukan di Kampung Halaman

Selasa, 15 Oktober 2013 – 06:31 WIB
Kapten Timnas Indonesia U-19, Evan Dimas Darmono (kiri), memberikan Coaching Clinic kepada anak-anak di lingkungan rumahnya di kawasan Ngemplak Surabaya, Senin (14/10). Pemain Timnas U-19 diistirahatkan oleh tim pelatih, setelah berhasil lolos ke putaran final piala AFC U-19 di Myanmar 2014 mendatang. Foto: ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA

jpnn.com - JATAH libur yang diberikan pelatih Indra Sjafri dimanfaatkan para pemain tim nasional (timnas) Indonesia U-19 untuk pulang kampung. Kedatangan mereka mendapat sambutan meriah dan dielu-elukan teman dan kerabat.

Hal itu dialami sang kapten Evan Dimas Darmono. Sejak pulang ke Surabaya Minggu (13/10) malam, Evan tidak henti-hentinya menerima kunjungan tamu. Namun, semua kerepotan itu tak lantas membuat pencetak hattrick ke gawang Korsel itu off dari aktivitas sepak bola.

BACA JUGA: Garang di Lapangan, Penyayang di Rumah

Remaja 18 tahun itu kemarin (14/10) sore bertandang ke Sekolah Sepak Bola (SSB) Mitra Surabaya di Lapangan Poral, Lidah Wetan. Evan menumpang sepeda motor salah seorang kerabatnya.

Kedatangan Evan langsung menjadi pusat perhatian anak-anak dan orang tua yang berada di lapangan. Mereka berebut salaman dan foto bareng sang bintang. Evan juga menyapa beberapa rekannya. "Mulih kapan (kapan pulang, Red), Mas?" tanya salah seorang dari mereka. Evan menjawab singkat, "Mabengi (tadi malam, Red)."

BACA JUGA: Susun Potongan Tubuh Korban seperti Main Puzzle

Beberapa bocah juga ikut memuji bintang baru sepak bola Indonesia itu. "Tiga gol, Rek. Kelas!" puji mereka. Evan cuma menjawab dengan senyum.

Rekan setim Evan, striker Mukhlis Hadi Ning Syaifulloh dan Hansamu Yama Pranata, juga menerima sambutan serupa. Begitu sampai di gapura Desa Blimbingsari, Kecamatan Sooko, Mojokerto, Mukhlis langsung disambut ratusan warga yang sabar menunggunya.

BACA JUGA: Gadis tanpa Tangan Dapatkan Suami Idaman

Dia kemudian diarak keliling kampung dengan diiringi drumband dari sekolah tempat Mukhlis menimba ilmu dulu.

Usai diarak keliling kampung, Mukhlis dipertemukan dengan Sulifah, ibu kandungnya.

"Suasana haru terlihat saat Mukhlis memeluk, bahkan bersujud di kaki ibunya. Samsul Hadi, ayah Mukhlis, mengatakan bahwa keluarga akan terus mendukung karir Mukhlis di sepak bola. "Dari kecil kami memang ingin dia menjadi pesepak bola," kata Samsul.

Sementara itu, bek tengah Hansamu Yama Pranata yang tinggal tak jauh dari rumah Mukhlis, di Desa Lengkong, Mojoanyar, Mojokerto, begitu bangun pagi langsung menerima sambutan puluhan kerabat dan tetangga.

Meski terlihat letih, anak pasangan Puji dan Endang Riwayati itu masih bersedia melayani permintaan tersebut. "Senang sekali bisa berkumpul di rumah bersama keluarga," ucap Yama.

Kepulangan bek M. Sahrul Kurniawan ke kampungnya di Desa Jogorogo, Ngawi, kemarin juga menjadi buruan media, baik cetak maupun elektronik. "Baru pulang sudah ditunggu wawancara wartawan," kata M. Sahrul.

Bungsu dari empat bersaudara itu mengatakan, untuk memulihkan cedera, dia mengonsumsi ramuan khusus bikinan sang ibu. Selain itu, pijat dengan formula yang terbuat dari rempah-rempah pilihan. "Harus dipakai berlatih dan pemanasan," tegasnya.

Meski mendapat jatah libur, tidak semua pemain timnas U-19 pulang. Kiper Ravi Murdianto menunda kepulangan ke tanah kelahiran di Desa Tegowanu Kulon, Tegowanu, Kabupaten Grobogan. Remaja kelahiran 8 Januari 1995 itu memilih mengisi libur bersama tiga teman satu tim di Serang, Banten. Yakni, Maldini, Herdiyanto, dan I Putu Gede.

Heri Supriyanto, ayah Ravi, mengatakan, bersama sang istri dirinya memilih mendatangi Ravi.

"Kami membawakan oleh-oleh makanan buatan ibunya, tempe mendoan. Tak lupa juga oleh-oleh buat teman-temanya di sana, yaitu lumpia dan bandeng presto sebagai khas Jateng," ujarnya. (aga/tim JPNN/c2/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin, hingga Kini Rekornya Belum Terpecahkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler