jpnn.com, KAIRO - Pengiriman barang di Terusan Suez kembali berjalan pada Senin (29/3) malam setelah kapal Ever Given dievakuasi.
Ever Given yang sempat memblokir kanal selama satu minggu telah menyebabkan penumpukan lalu lintas kapal.
Dengan kapal sepanjang 400 meter (430 yard) yang diselamatkan, 113 kapal diperkirakan akan transit di kanal itu pada kedua arah, Selasa (30/3) pagi.
Otoritas Kanal Suez (SCA) mengatakan bahwa tumpukan lalu lintas 422 kapal lainnya bisa diselesaikan dalam tiga kari ke depan.
BACA JUGA: Wuhan Suez
Foto: Suez Canal Authority/Handout via REUTERS
Sebelumnya, Ever Given terjebak dengan posisi diagonal di bagian selatan Terusan Suez, kanal yang merupakan rute pengiriman terpendek antara Eropa dan Asia itu, akibat diempas angin kencang pada 23 Maret.
BACA JUGA: Ever Matematika
Evergreen Line sebagai pihak yang menyewa Ever Given akan memeriksa kelayakan kapal sebesar gedung pencakar langit itu di Danau Great Bitter yang memisahkan dua bagian kanal.
"Kapal itu siap untuk navigasi terbatas setelah pemeriksaan awal dan tidak ada satu pun peti yang rusak, tetapi penyelidikan kedua akan lebih tepat dan jika terpengaruh akan terlihat," kata ketua SCA Osama Rabie seperti yang dilansir dari Reuters, Selasa (30/3).
Petugas penyelamat dari SCA dan tim dari perusahaan Belanda Smit Salvage berhasil mengapungkan kembali kapal dan meluruskannya di kanal pada Senin (29/3) dini hari.
“Tekanan waktu untuk menyelesaikan operasi ini terbukti dan belum pernah terjadi sebelumnya,” kata CEO pemilik Smit Salvage Boskalis Peter Berdowski setelah Ever Given diapungkan kembali.
Perusahaan itu mengatakan sekitar 30.000 meter kubik pasir telah dikeruk untuk membantu kapal kontainer berbobot 224.000 ton itu mengapung kembali.
Evakuasi itu juga membutuhkan total sebelas kapal tunda dan dua kapal tunda laut yang kuat untuk menarik Ever Given.
Foto: Maxar Technologies/Handout via REUTERS
Bernhard Schulte Shipmanagement (BSM), selaku manajer teknis kapal peti kemas mengatakan tidak ada laporan pencemaran atau kerusakan kargo. (reuters/mcr9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih