jpnn.com - KATHMANDU - Gunung Everest kembali memakan korban. Kali ini jumlahnya paling besar dibandingkan dengan tragedi sebelumnya. Setidaknya, ada 12 guide berkewarganegaraan Nepal yang dinyatakan tewas. Ada kemungkinan, korban lain masih tertimbun longsoran salju.
Kejadian itu bermula saat sekelompok guide mendaki puncak gunung tertinggi di dunia tersebut kemarin (18/4). Mereka mempersiapkan rute pendakian gunung untuk pendaki komersial. Akhir bulan ini adalah musim pendakian untuk umum. Mereka mendaki dengan membawa beberapa tenda, makanan, dan tali.
BACA JUGA: Ngaku Telan Tutup Botol, Ternyata Simpan 12 Emas Batangan di Perut
Para pendaki yang sejatinya telah ahli itu hampir mencapai puncak saat matahari baru terbit. Tetapi, nasib berkata lain. Sekitar pukul 06.45 terjadi longsor di ketinggian 5.800 meter. Longsor terjadi di area yang disebut dengan ''ladang popcorn''. Area tersebut terletak di rute berbahaya menuju gletser Khumbu. Kondisi gletser Khumbu yang tidak stabil memang kerap memakan korban. Namun, jumlahnya tidak pernah sebanyak ini.
“Kami telah mengangkat 12 mayat dari salju. Kami tidak tahu berapa orang yang masih terperangkap di bawah longsor,” ujar Petugas Kementerian Pariwisata Nepal Dipendra Paudel. Sebanyak tujuh orang ditemukan selamat.
BACA JUGA: Diselamatkan dari Kapal Tenggelam, Wakepsek Malah Bunuh Diri
Ahli pendakian dari Khatmandu Elizabeth Hawley mengungkapkan, kejadian itu merupakan kecelakaan tunggal paling mematikan di puncak Everest. Pada tahun 1996 juga pernah ada 8 orang yang tewas. Penyebabnya adalah badai besar selama dua hari saat mereka berusaha mendaki puncak gunung.
Tragedi tersebut dibuat novel oleh jurnalis AS Jon Krakauer dengan judul Into Thin Air. “Ini benar-benar bencana terbesar di Everest,” ujarnya. (AFP/BBC/sha/c19/tia)
BACA JUGA: Osama bin Laden Jadi Nama Perpustakaan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Italia Jual 52 Mobil Dinas
Redaktur : Tim Redaksi