jpnn.com, PADANG - Asa industri kreatif anak muda Padang muncul dari bangunan tua yang berlokasi di Jl Prof. Hamka KM 9,5. Bekas pabrik seng akan disulap menjadi ruang kreatif publik serta tempat nongkrong.
Laporan Dedi Yondra dari Padang.
BACA JUGA: Uria Novita, Berjuang Lewat Dendang Minang
Sudah sejak 5 tahun lalu, pabrik seng Polyguna Nusantara tidak aktif lagi.
Bangunan tua yang terletak di area seluas 1,1 hektare itu kumuh tidak terurus.
BACA JUGA: 5 Fakta Kasus Narkoba Ardhito Pramono, Nomor 3 Penuh Tanda Tanya
Polyguna Nusantara telah berdiri sejak 1971.
Pada masa jayanya, Polyguna Nusantara memproduksi beragam jenis seng untuk menyuplai kebutuhan atap jutaan rumah maupun gedung di Sumatra Barat dan Pekanbaru.
BACA JUGA: Rilis Lagu Rumah, Dere Mengajak Pendengar Merawat Bumi
Pabrik seng ini pernah mencetak rekor produksi hingga 100 ribu lembar seng per hari.
Pada pertengahan 1997, pabrik seng tersebut beralih kepemilikan kepada Tropical Multi Co. yang meneruskan proses produksi hingga 2016.
"Tidak lama setelah beralih kepemilikan, kami semua dipecat," kata Opung Sitompul, karyawan pertama Polyguna Nusantara.
Menurut pria kelahiran Tarutung, 18 Agustus 1950 itu, pabrik seng tersebut sangat jaya pada masa itu.
Buktinya, mereka bisa bersaing dengan perusahan besar seperti Semen Padang.
Akan tetapi, masa kejayaan perlahan pudar lantaran si pemilik melebarkan lini bisnis lain.
"Banyak kendala, bos pengin bangun kebun kelapa sawit dan karet," ujarnya.
Senja kala pabrik seng Tropical Multi Co. akhirnya tiba pada 2016.
Pabrik tersebut berhenti beroperasi dan menyetop produksi seng.
Area bangunan tidak diurus lagi, buktinya rumput ilalang tumbuh, dan debu memadati bangunan.
Lima tahun mati suri, bangunan Tropical Multi Co kini dilirik kembali.
Anak pemilik perusahaan terdahulu yang bernama Edward Kusma berniat memanfaatkan aset bekas gudang seng tersebut.
Dia ingin membuat ruang publik, khususnya untuk anak muda.
"Ruang publik sangat dibutuhkan, pusat kegiatan anak muda, bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan meningkatkan ekonomi kreatif," jelas Edward.
Niat tersebut coba direalisasikan oleh Edward bersama M Bloc Group (PT Radar Ruang Riang).
Kemudian tercetuslah ide mendirikan Fabriek Bloc yang diambil dari bahasa Belanda berarti pabrik.
Fabriek Bloc merupakan proyek cipta ruang (placemaking) hasil kolaborasi antara PT Radar Ruang Riang dengan pihak swasta (PT Tropical Multi Co) yang kemudian melebur dalam PT Ruang Fabriek Kreatif dan menjadi bagian dari unit usaha M Bloc Group.
Bekas pabrik seng tersebut akan disulap menjadi ruang kreatif publik sekaligus tempat nongkrong.
"Kehadiran Fabriek Bloc di Padang memiliki misi yang kongkret, memperkuat ekosistem kekuatan kreatif
lokal dengan para pemangku kepentingan yang akan saling memberdayakan," jelas Handoko Hendroyono selaku Co-founder M Bloc Group.
Fabriek Bloc akan menjadi ruang kreatif publik bagi berbagai fungsi.
Seperti untuk acara seni, budaya, hiburan, niaga, sekaligus lab inkubator talenta lokal, hingga pemberdayaan bisnis UKM/UMKM yang terkurasi.
Dalam area Fabriek Bloc, nantinya akan terdapat berbagai tenant F&B dan Non-F&B dari UKM/UMKM, M Bloc Market (toko kelontong aneka produk UKM terkurasi), ruang pertunjukan (FB Live House) berkapasitas 700 orang, ruang pamer, hingga ampiteater untuk kegiatan berbagai komunitas kreatif.
"Tujuannya mendukung produk dan talenta lokal," ujarnya.
Pada Rabu (12/1) sore hari, proses renovasi Fabriek Bloc, sebuah ruang kreatif publik terbaru persembahan M Bloc Group resmi dimulai.
Fabriek Bloc merupakan lokasi pertama di Sumatra sekaligus yang keempat setelah sebelumnya hadir M Bloc Space (Blok M), Pos Bloc Jakarta (Pasar Baru), dan JNM Bloc (Yogyakarta).
Sejumlah tokoh hadir dalam acara groundbreaking, di antaranya Wali Kota Padang Hendri Septa, Direktur Fabriek Bloc Edward Kusma, Co-founder M Bloc Group Handoko Hendroyono, Wendi Putranto, beserta segenap dewan direksi, hingga berbagai komunitas kreatif di kota Padang, dan sekitarnya.
Band asal Padang, The Secret dan Dplust turut tampil memeriahkan acara penutup.
Seremoni groundbreaking Fabriek Bloc sekaligus menandakan telah dimulainya proses cipta ruang dan alih fungsi bekas pabrik yang memiliki total luas area lebih dari 1,1 hektare itu.
"Kita butuh tempat buat anak muda, ide baru," ucap Wali Kota Padang Hendri Septa.
Fabriek Bloc akan dikembangkan secara bertahap.
Tahap pertama yang terdiri dari ampiteater, gerai tenant, M Bloc Market rencananya akan diresmikan sekitar April 2022.
Tahap kedua direncanakan selesai pada pertengahan 2022 yang terdiri dari ruang pertunjukan dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.
"Kami akan mewadahi musisi, seniman, dan kegiatan kreatif lainnya. Kolaborasi adalah kunci," ujar Wendi Putranto.
Menjelang dibuka untuk umum pada April, Fabriek Bloc (FB) selama sebulan ke depan bakal menggelar ajang FB Tenant Hunt.
Tujuannya yakni menjaring para WNI, wirausahawan, pelaku ekonomi kreatif, UKM/UMKM di Sumatra Barat dengan prospek bisnis terbaik masing-masing untuk menjadi bagian dari gerakan kultural-ekonomi di Fabriek Bloc.
Fabriek Bloc Tenant Hunt ingin mendukung usaha/produk lokal, mengembangkan bisnis UKM/UMKM secara terukur, memperkuat penyangga ekonomi lokal, serta mengembangkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Pada pembukaan fase pertamanya, manajemen Fabriek Bloc telah mengalokasikan 30 unit tenant berkategori F&B dan Non-F&B untuk diikutsertakan pada ajang FB Tenant Hunt ini.
Kategori F&B terdiri dari kafe, restoran, bistro hingga kedai kopi.
Kategori Non-F&B di antaranya tenant buku, hobi, game, musik, seni, fesyen dan gaya hidup, kriya, cinderamata, kesehatan, dan kecantikan.
DNA bisnis dari Fabriek Bloc nanti bakal serupa dengan M Bloc Space yaitu memberdayakan usaha dan jenama lokal, penerapan sistem bagi hasil, serta melakukan transaksi non-tunai. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra