jpnn.com - jpnn.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyatakan, kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia pada 1-3 Maret merupakan peristiwa diplomatik yang penting bagi peningkatan hubungan politik, ekonomi, budaya dan keagamaan antara kedua negara.
Apalagi sudah 47 tahun tak ada Raja Arab Saudi yang berkunjung ke Indonesia setelah lawatan Raja Faisal bin Abdulaziz al-Saud pada 1970. Menurut Fadli, Indonesia bisa memanfaatkan kunjungan Raja Salman untuk mendongkrak investasi Arab Saudi.
BACA JUGA: Inilah Estimasi Biaya Rombongan Raja Salman di Jakarta
"Kita tahu bahwa sejak 2016 Arab Saudi giat melakukan diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungannya terhadap sektor migas. Salah satunya yakni dengan aktif melakukan kerja sama investasi," kata Fadli, Selasa (28/2).
Politikus Partai Gerindra itu menjelaskan, hubungan Arab Saudi dengan negara-negara Barat memang agak kurang hangat. Pemicunya adalah kebijakan diskriminatif Amerika Serikat terhadap negara-negaraTimur Tengah.
BACA JUGA: Sambut Raja Salman, Bandara Ngurah Rai Bentuk Posko
Karenanya, katanya, Asia bisa menjadi pilihan utama bagi investor Arab Saudi. Bahkan kini investor dari negeri kaya minyak itu sudah gencar berinvestasi di Tiongkok, Jepang, Malaysia dan juga Indonesia.
"Peluang ini harus kita tangkap untuk kepentingan nasional kita," kata anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra itu.
BACA JUGA: Semoga Lawatan Raja Arab Saudi Tak Terganggu Bom Panci
Dalam konteks tersebut, Fadli juga melihat Indonesia memiliki posisi khusus di mata Arab Saudi. Sebab, Indonesia merupakan negara muslim yang bersama Arab Saudi dan Turki tergabung dalam G20. "Kondisi ini yang membuat Indonesia semakin strategis bagi investasi Arab Saudi," tegasnya.
Fadli pun sangat berharap agar Indonesia benar-benar bisa memanfaatkan momentum kunjungan Raja Salman. Sebab, sebelumnya kedua negara juga sudah melakukan perbincangan intensif sejak 2015 tentang rencana mega-investasi Arab Saudi di Indonesia.
Rencana investasi itu mencakup bidang energi, perumahan murah dan pariwisata. "Jangan sampai kerja sama berhenti pada MoU (memorandum of understanding, red) saja, tapi tak ada realisasi. Kita harus tahu apa yang kita inginkan dari Arab Saudi," katanya.
Selain itu, Fadli juga mengharapkan ada bobot lebih pada pertemuan kedua negara. “Meski akan fokus pada isu ekonomi, momen ini juga penting untuk meningkatkan pelayanan bagi jemaah haji dan umrah Indonesia, serta perlindungan TKI di Arab Saudi,” pungkasnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Raja Salman, Nasi Kebuli hingga Jajanan Pasar
Redaktur & Reporter : Boy