jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPR Fadli Zon menyatakan, peringatan Hari Ibu ke-89 di Indonesia harus dibedakan dari Mother’s Day di luar negeri. Menurutnya, ada peran khusus kaum perempuan Indonesia dalam politik dan kebangsaan yang menempatkannya pada posisi istimewa dalam sejarah.
“Peringatan Hari Ibu di Indonesia seharusnya berbeda dengan peringatan Mother’s Day di luar negeri, yang hanya bersifat penghormatan terhadap peran domestik kaum perempuan. Sebab, peringatan Hari Ibu di Indonesia merupakan bentuk peringatan terhadap perjuangan emansipasi kaum perempuan,” ujar Fadli melalui pesan singkat, Jumat (22/12).
BACA JUGA: Airlangga Rangkap Jabatan, Fadli Anggap Jokowi Ingkar Janji
Fadli yang sedang berada di Bangladesh untuk kunjungan kerja menjelaskan, penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sudah dilakukan sejak sebelum Indonesia merdeka. Tapatnya pada 1938 dalam Kongres Perempuan Indonesia III.
Penetapan itu dibuat untuk mengenang semangat dan perjuangan kaum perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya, sebagaimana yang tercermin dalam hasil Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Selanjutnya, Presiden Soekarno menetapkan HAri Ibu sebagai hari besar nasional melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959.
BACA JUGA: Fadli Zon Setuju Usulan PDIP Evaluasi Jaksa Agung
“Sebenarnya lahirnya Kongres Perempuan Indonesia tahun 1928 sangat berkaitan dengan Kongres Pemuda yang telah melahirkan Sumpah Pemuda pada tahun yang sama. Itu sebabnya, kongres yang menghimpun organisasi-organisasi perempuan dari berbagai latar belakang itu erat kaitannya dengan gerakan perjuaangan kemerdekaan. Tak heran, agenda utama Konggres Perempuan Indonesia I adalah persatuan perempuan nusantara, peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, serta isu-isu terkait kepentingan kaum perempuan lainnya,” tuturnya.
Politikus yang juga penyuka sejarah itu menambahkan, Hari Ibu di Indonesia merupakan bentuk penghormatan terhadap semangat perempuan. Karena itu peringatan Hari Ibu selain untuk mengingatkan rakyat pada perjuangan emansipasi kaum perempuan, sekaligus dukungan kaum hawa pada upaya memerdekakan Indonesia.
BACA JUGA: Jokowi Buka Peluang Tambah Perempuan di Kabinet Kerja
“Tidak mengherankan jika ada yang menyebut jika perempuan adalah tulang punggung negara. Lurus dan bengkoknya negeri ini sangat tergantung kepada kaum perempuannya,” ulas politikus Gerindra itu.
Fadli menambahkan, perempuan juga memiliki posisi sebagai pendidik. Sebab, setiap ibu adalah guru pertama bagi anak-anaknya.
“Merekalah yang telah mendidik anak-anak kita, mengajarkan nilai-nilai moral dan kebaikan. Tak heran, dalam sejumlah isu yang berlawanan dengan soal moral dan kebajikan, kaum perempuan kita selalu berada di garda depan dalam melakukan perlawanan,” tegasnya.
Bahkan, kaum ibu getol dalam menghadapi isu lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). “Kita bisa melihat bagaimana kegigihan kaum ibu dalam membendung setiap upaya untuk melegalkan hal tersebut di Indonesia. Itu sebabnya, kaum perempuan harus mendapatkan pendidikan yang baik, serta diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan potensinya. Selamat Hari Ibu,” pungkasnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beda Hari Ibu di Indonesia dengan Negara Lain Menurut Anies
Redaktur : Tim Redaksi