jpnn.com, JAKARTA - Partai Gerindra belum memutuskan memilih salah satu dari lima paket yang ditawarkan dalam pengambilan keputusan isu krusial RUU Pemilu.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, partainya akan melakukan kajian terlebih dahulu soal detail pilihan pada paket tersebut.
BACA JUGA: Fadli Zon: Kalau Begitu Panci Dilarang Dong
Yang jelas, Gerindra berpandangan logika pemerintah yang menginginkan presidential threshold (PT) 20 persen kursi dan 25 persen suara sah tidak masuk akal.
"Yang jelas harus sistem presidential threshold nol (persen), karena itu (20-25 persen) tidak masuk logika," kata Fadli usai sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/7).
BACA JUGA: Prabowo Diprediksi Gaet Politikus PKS jadi Cawapres, Siapa?
Fadli juga menegaskan langkah memperjuangkan PT 20-25 persen merupakan upaya menjegal calon presiden lain. Termasuk, menjegal Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang akan maju pada pemilihan presiden (pilpres) 2019 nanti.
"Saya setuju, memang itu salah satu menjegal calon lain termasuk Pak Prabowo. Pak Prabowo pasti akan maju lagi," kata Fadli.
BACA JUGA: Pertempuran Lama Bakal Terulang di Pilpres 2019
Dia mengatakan, bila PT 20-25 persen dipaksakan atau disahkan di UU Pemilu pasti akan banyak pihak yang melakukan uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Menurut saya secara logika tidak masuk akal, pasti ada JC (judicial review)," ungkap Wakil Ketua DPR itu.
Sementara saat ditanya jika Prabowo jadi capres, siapa yang bakal menjadi cawapres? "Belum tahu. Tapi, yang jelas berkoalisi dengan yang selama ini sejalan," katanya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mungkinkah Prabowo Rekomendasikan Jenderal Gatot jadi Capres?
Redaktur & Reporter : Boy