Fadli Zon: Jokowi Harus Minta Maaf Karena Sampaikan Data Bodong

Selasa, 19 Februari 2019 – 17:47 WIB
Fadli Zon di arena Debat Capres, Minggu (17/2) malam. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai calon presiden Joko Widodo atau Jokowi banyak menyampaikan data bodong saat debat kedua Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.

“Banyak data yang ngawur dan juga argumentasinya. Misalnya impor jagung, 180 ribu, padahal 700-an ribu ton. Itu meleset berapa ratus persen. Itu bukan meleset, itu namanya bohong,” ujar Fadli Zon di gedung DPR, Jakarta, Selasa (19/2).

BACA JUGA: Terungkap, Siapa yang Minta Jokowi Pegang Pulpen Saat Debat Capres

BACA JUGA: Debat Capres Kedua: Prabowo Merakyat, Jokowi Sok Canggih

“Jadi menurut saya, dia (Jokowi, red) harus minta maaf. Ini kebohongan publik," tegas Fadli lagi.

BACA JUGA: Penjelasan Kiai Maruf soal Jokowi Beber Ribuan Hektare Tanah Prabowo

Menurutnya, kalau kesalahan data dan angka melesetnya cuma sedikit, itu bisa dianggap sebagai hal yang wajar sebagai manusia.

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno atau BPN Prabowo - Sandi, itu menilai hal ini sebenarnya menjadi masalah mengingat Jokowi merupakan capres petahana.

BACA JUGA: Anak Buah Prabowo: Pengetahuan Jokowi soal Sistem Agraria Dangkal

Menurutnya, kalau seorang calon yang juga pertahana mengeluarkan data bodong dan salah, tentu membuat publik menjadi kaget.

Fadli mengatakan, hal itu berimbas kepada kebijakan-kebijakannya yang banyak salah dan ngawur. "Ini yang perlu kita teliti. Ini kan bagian dari kebohongan publik sebenarnya,” ungkap Fadli.

Wakil ketua DPR itu mengatakan kalau kekeliruan yang tidak sengaja, itu mungkin bisa dipahami. Namun, lanjut dia, jika kekeliruan itu disengaja dan mengklaim suatu pekerjaan yang bukan pekerjaannya, atau mengeluarkan data yang tidak akurat, tentu menjadi masalah.

“Saya kira Pak Jokowi harus minta maaf dengan data itu. Karena ini kan disaksikan seluruh rakyat Indonesia, jangan sampai kebohongan itu menjadi sebuah kebiasaan di dalam berbangsa dan bernegara,” paparnya.

Apalagi, ujar dia, hal itu disampaikan dalam sebuah forum terhormat, atau perdebatan tertinggi yang rakyat butuh tahu apa itu kebenaran.

"Nah kecuali misalnya dia mempertahankan argumennya. Kalau data yang disampaikan itu adalah data benar, tolong argumentasinya dikeluarkan dong," ujar Fadli.

Dia mengatakan, hal itu lebih jelas lagi setelah Jokowi merevisi soal kebakaran hutan. Menurut dia, hal itu menunjukkan kebakaran hutan memang terjadi terus.

"Padahal dulu kan janjinya tidak ada lagi kebakaran hutan tahun 2015. Saya kira juga banyak janji-janji yang lain (yang tidak ditepati, red),” katanya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepertinya Penuduh Jokowi-Maruf Pakai Alat Canggih Kebanyakan Nonton Mission Impossible


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler