Fadli Zon: Kampanye Damai Jangan Cuma di Mulut

Senin, 24 September 2018 – 14:37 WIB
Fadli Zon. Foto: Charlie L/Indopos/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai sangat wajar Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) walkout saat Deklarasi Kampanye Damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (23/9).

Fadli yang juga berada di lokasi mendengar SBY agak kecewa karena acara yang sangat baik untuk memulai proses pilpres dan pemilu damai itu telah ternodai.

BACA JUGA: Jubir Jokowi Minta Amien Rais Jangan Paranoid

“Itu dinodai insiden adanya kelompok-kelompok yang menggunakan atribut secara masif bahkan menggunakan stan melewati wilayah dilalui karnaval," kata Fadli Zon di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (24/9).

Fadli heran karena ketika berjalan mengikuti defile sekitar 1-2 kilometer, melihat begitu banyak atribut yang tidak ada hubungannya dengan Deklarasi Kampanye Damai. Harusnya, kata dia, penyelenggara antisipasi karena niat bagus kampanye damai telah ternodai.

BACA JUGA: Generasi Milenial Harus Aktif Berperan di Tahun Politik

Padahal, kata Fadli, sesuai perjanjian dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), tidak ada atribut yang mendukung calon atau dari partai politik tertentu dalam acara Deklarasi Kampanye Damai tersebut.

"Pihak lain dibatasi tapi beberapa yang lain secara demonstratif melakukan pengibaran bendera secara masif, dan lain-lain yang mungkin menyinggung,” katanya.

BACA JUGA: Sandi Sedih Dana Kampanyenya Kalah Jauh dari Toko Sebelah

Jadi, kata dia, sangat wajar apa yang dilakukan SBY dengan melakukan aksi walkout karena secara langsung melihat aksi yang demonstratif. "Sangat wajar, apa yang terjadi langsung dilihat Pak SBY," ungkapnya.

Fadli yang tengah menemai calon presiden Prabowo Subianto saat itu juga mengaku melihat secara langsung aksi demonstratif tersebut. "Saya menemani Pak Prabowo jalan, ya begitu secara demonstratif," katanya.

Dia juga menilai wajar dan sudah menjadi hak SBY untuk tidak menandatangani kesepakatan deklarasi karena merasa ada Deklarasi Kampanye Damai ternodai.

"Saya kira apa boleh buat memang ada insiden seperti itu dan seharusnya tidak terjadi. Ini tak memberikan pelajaran politik tentang aturan main," katanya.

Fadli menyerahkan kepada KPU soal sanksi yang akan diberikan kepada pihak yang telah menodai acara Deklarasi Kampanye Damai tersebut. Menurut dia, kalau KPU mau menegakkan wibawa harusnya mulai dari awal penyelenggaran kampanye tidak terjadi hal-hal seperti itu.

“Ini kan ada stan, harusnya penyelenggara membubarkan dong stan tenda-tenda yang dilalui,” katanya.

Dia mengatakan kampanye damai sangat ditentukan cara penyelenggaraan pemilu. Menurutnya, kalau penyelenggaraan fair, adil, demorkatis, jujur dengan sendirinya terjadi kedamaian.

“Kegaduhan terjadi karena ketimpangan ketidakadilan penyelenggaraan tidak profesional atau memberi angin kepada yang lain, tapi menekan yang lain," ungkapnya.

Dia mengatakan kampanye damai jangan hanya di mulut tapi kenyataannya baru dilaksanakan sudah ternodai.

“Kami komit kok. Pasangan Prabowo-Sandi dan Partai Gerindra sangat komit kampanye damai," katanya.

Menurut Fadli, pihaknya kalau mau mengerahkan massa dan relawan, sebenarnya mudah sekali. Namun, kata Fadli, pihaknya melarang relawannya untuk ikut.

"Bahkan ada marching band tidak boleh, mau ada relawan ikut kami larang," ungkapnya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sitir Surah Albaqarah, Amien Rais Yakini Jokowi Bakal Kalah


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler