Fadli Zon: Pemerintah Salah Resep, Saatnya Ganti Koki

Jumat, 07 Agustus 2020 – 11:51 WIB
Fadli Zon. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon menyoroti pertumbuhan perekonomian yang minus.

Lewat kicauan di media sosial Twitter, dia bahkan menyebut pemerintah terkesan salah memberi resep.

BACA JUGA: Fadli Zon Pinjam Istilah Jokowi Buat Menyentil BUMN

Alasannya, penurunan yang terjadi sangat besar, mencapai -6,13 persen. Penurunan sebesar ini merupakan yang pertama terjadi sesudah kuartal pertama 1999.

"Saat itu, ekonomi Indonesia tercatat minus 6,13 persen. Menurut BPS, hanya ada tiga sektor yg tumbuh positif pada kuartal kemarin, yaitu pertanian, informasi dan komunikasi, serta pengadaan air. Sektor lainnya mengalami kontraksi," kicau @fadlizon, Jumat (7/8).

BACA JUGA: Erick Thohir Tunjuk Ari Soerono Jadi Dirut PT PPA

Menurut anggota DPR dari daerah pemilihan Kabupaten Bogor ini, menghadapi ancaman resesi yang ada pemerintah seharusnya melakukan terobosan. 

Dia menilai resep lama sudah terbukti tak bisa menyelamatkan Indonesia dari ancaman resesi.

BACA JUGA: Kehadiran KAMI, Fadli Zon : Presiden Seperti Bekerja Sendirian

Fadli menyarankan dua hal yang harus segera diperhatikan pemerintah dalam jangka pendek.

Pertama, anggaran stimulus ekonomi sebaiknya difokuskan pada dua isu, yaitu menumbuhkan daya beli masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.

Anggota Komisi I DPR ini optimistis, dua hal itu akan mendorong ekonomi rakyat terus bergerak.

Menurutnya, pemerintah juga harus memperhatikan penyaluran bantuan, sebaiknya dilakukan dalam bentuk tunai, bukan dalam bentuk barang.

Tujuannya, agar terjadi transaksi ekonomi di tengah masyarakat, sehingga perekonomian terus bergerak.

Kedua, dari sisi sektoral, anggaran stimulus sebaiknya diprioritaskan di sektor pangan dan pertanian. Di tengah pandemi, pangan dan pertanian merupakan isu sektoral yang vital.

"Kita sama-sama bisa melihat, meskipun sektor lainnya mengalami kontraksi, dari data BPS kemarin sektor pertanian justru tumbuh positif 16 persen. Jadi, ini adalah sektor yang punya daya tahan," twitnya.

Fadli membenarkan, kontribusi sektor pertanian bagi PDB memang 'kecil', sekitar 13 persendan cenderung terus menurun setiap tahun.

Namun, pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Sekitar 35 persen angkatan kerja diserap sektor pertanian.

Lebih lanjut Fadli mengatakan, sektor-sektor yang bisa menyerap angkatan kerja seharusnya makin diperhatikan pemerintah di tengah pandemi, isu pengangguran, pemutusan hubungan kerja dan kemiskinan yang kian mengancam.

Sektor pertanian dinilai bisa menjadi pendorong di saat krisis. Apalagi, sektor pertanian yang kukuh merupakan prasyarat penting bagi industrialisasi.

Contohnya di Eropa, Jepang, atau Korea Selatan, industrialisasi bisa terjadi karena ditopang sektor pertanian yang kuat.

"Sekali lagi, pemerintah seharusnya tak lagi bermimpi akan mencapai hasil berbeda melalui resep yang sama. Sekarang saatnya ganti resep dan ganti koki khususnya di bidang ekonomi dan kesehatan," twit @fadlizon.

Fadli menilai, jika koki di dapur kabinet tak bisa membuat resep lain, tentu hasilnya tak akan sesuai harapan.

"Jangan sampai kemarahan presiden berkali-kali jadi sia-sia, dan rakyat yang menjadi korban," kicau @fadlizon.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler