jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina dan juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon membuat surat terbuka dari Atlanta, Amerika Serikat.
Isi tulisannya soal tiga capres, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan yang telah melakoni debat pertama Pilpres 2024 pada Selasa (12/12).
BACA JUGA: Ketua BKSAP DPR Fadli Zon Suarakan Aspirasi Negara Berkembang di COP28 Dubai
Fadli terkesan tak mau diam begitu saja membaca atau mendengar banyak pihak masih belum berhenti membicarakan debat perdana itu.
"Debat pertama Pilpres 2024 sudah beberapa hari lewat, tetapi publik masih saja terus membicarakannya hingga kini. Melihat antusiasme tersebut, saya punya dua catatan positif terkait debat pertama Pilpres 2024," tuturnya.
BACA JUGA: Fadli Zon Pimpin Terbentuknya Komisi Palestina di Organisasi Parlemen Asia
BACA JUGA: Fadli Zon Beber 3 Tantangan untuk Calon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto
"Pertama, tingginya tanggapan publik atas debat pertama menunjukkan masyarakat antusias mengikuti acara tersebut. Ini menandakan kehidupan demokrasi kita masih cukup baik. Ada keterlibatan dan partisipasi publik dalam proses berdemokrasi yang tengah berlangsung."
"Kedua, berbeda dengan debat pada dua pilpres sebelumnya, yang hanya menghadirkan dua pasang calon, pada debat pilpres kali ini kita kembali disuguhi debat lebih dari dua kandidat. Ini juga hal positif lain yang pantas diapresiasi," imbuh Fadli.
Pria bergelar Datuak Bijo Dirajo Nan Kuniang lalu membuka banyak kisah lama soal Prabowo, Ganjar, dan Anies, yang mungkin tak diketahui anak-anak muda saat ini.
Fadli juga dalam surat tersebut mengungkap sejarah, bahwa ludahnya dipakai daruat untuk menempel materai perjanjian politik Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Prabowo, dan Salim Segaf (PKS) soal Pilkada DKI Jakarta 2017.
Simak isi surat Fadli di Instagram di atas. Geser. (ig/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan