Fahri Hamzah: Anies dan Jokowi Bersahabat Baik, Kenapa Kalian tak Bisa Bersatu?

Sabtu, 12 September 2020 – 19:48 WIB
Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyarankan Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersatu untuk menyelamatkan ibu kota.

Wakil ketua umum Partai Gelora Indonesia itu menegaskan, bahwa Anies dan Jokowi merupakan sahabat yang baik sehingga sebaiknya bersatu.

BACA JUGA: Fahri Hamzah: Ajarin Rakyat Dong, Ini Revolusi Mental Kan?

Hal itu diungkap Fahri dalam twit di akun @fahrihamzah di Twitter, Sabtu (12/9), merespons persoalan polemik rencana kebijakan Anies memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat di DKI Jakarta.

Awalnya, Fahri menyarankan Anies sebaiknnya minta waktu untuk bertemu Jokowi secara langsung menyampaikan data yang dimiliki. Terlebih lagi, Anies pernah dekat dengan Jokowi.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Diminta Pertimbangkan Untuk Menunda Pilkada 2020

"Pak @aniesbaswedan yth, Minta waktu ketemu presiden @jokowi langsung pak. Sampaikan data yang bapak punya, bapak pernah dekat dengan beliau. Janganlah kesalahan data pemimpin lalu mereka bersengketa di depan rakyat yang jadi korban. Banyak orang meregang nyawa hari2 ini," twit Fahri.

Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mengaku  bisa mengerti perbedaan sudut pandang antara gubernur sebagai kepala daerah dengan pemerintah pusat.

BACA JUGA: Rupanya Anies Tidak Berbicara dengan Pemerintah Pusat Sebelum Mengetatkan PSBB

Terlebih dalam pengertian Fahri, gubernur DKI adalah wali kota besar. Gubernur DKI lebih dekat dengan data. Berbeda dengan gubernur lain yang dijeda oleh bupati dan wali kota.

Fahri mengerti kesulitan posisi gubernur lainnya terhadap bupati dan wali kota yang dipilih rakyat dengan afiliasi politik yang berbeda.

Namun, kata Fahri, Anies adalah satu-satunya gubernur yang merangkap wali kota sebab seluruh pejabat itu diangkat langsung tanpa pilkada.

Maka, lanjut dia, Anies mengakses data yang nyata. Anies memegang data yang mencemaskan.

Oleh karena itu, Anies sampaikan menjadi dasar kebijakan baru, pembatasan ruang gerak manusia di ibu kota, tetapi mengapa pemerintah pusat seperti berbeda? Apakah data mereka beda? Apakah ada sesuatu yang rahasia?

"Pak @aniesbaswedan dan pak @jokowi dua sahabat yang baik. Mengapa kalian tidak bisa bersatu selamatkan ibu kota? Kita dalam krisis dan reputasi sebuah ibu kota tidak saja mempengaruhi daerah lain tapi citra kita di tingkat dunia. Blokade kepada Indoneia dimulai dari ibu kota," ungkap Fahri.

Dia pun mengingatkan para menteri Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Jokowi agar jangan membantah gubernur DKI.

Sebaiknya, saran dia, bawalah kabar kepada kepala negara bahwa DKI Jakarta dalam bahaya.

"Wahai para menteri, jangan bantah Gubernur DKI. Datanglah, bawa kabar kepada kepala negara bahwa DKI dalam bahaya," jelas Fahri lagi.

"Lalu bikinlah pertemuan kabinet khusus, undang mantan anggota kabinet itu. Bicaralah. Bicaralah data dan sampaikan rencana kepada rakyat semua."

Ia mengingatkan, janganlah kalian nampak tenang dan baik-baik saja,  sebab ternyata data pun kalian sengketa.

"Lalu rakyat menjadi korban karena korban berjatuhan bertambah banyak. Apa salah rakyat hingga kalian pejabat tidak bicara dan akhirnya kebijakan kalian bikin nestapa? Ayolah!" ajaknya.

Ia menambahkan  rakyat menunggu kalian semua, duduk bersila memastikan semua data yang akurat. Lalu mengambil keputusan yang berat.

"Tak mengapa, rakyat akan sabar dan terima. Kebebasan dilarang, ekonomi terjun curam, tambah miskin dan kena PHK. Tak mengapa, asalkan sekali dan tuntas!" katanya.

"Ayo bersatu, Jangan bikin malu!" tuntas Fahri. (boy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler