jpnn.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya memeriksa politikus senior Amien Rais sebagai saksi kasus hoaks Ratna Sarumpaet, hari ini (10/10). Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memastikan Amien tidak tahu apa pun soal hoaks yang diciptakan Ratna.
Fahri menyarankan Polri tidak usah melayani keinginan dari sekelompok orang yang mau menciptakan skenario seolah-olah perbuatan Ratna dilakukan bersama-sama Prabowo Subianto dan tim suksesnya. "Tidak usah dilayani itu," ungkap Fahri di gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/10).
BACA JUGA: Pak Amien Rais, Jangan Menggeser Persoalan Hukum ke Politik
Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menyarankan aparat penegak hukum merujuk apa yang dikatakan Ratna. "Bu Ratna minta dia saja yang dipersoalkan. Fokus kepada dia, tidak usah mutar-mutarlah apalagi ke Pak Amien," kata Fahri.
Menurut Fahri, posisi Amien kala itu hanya diajak Prabowo untuk melihat Ratna Sarumpaet. Karena itu, Fahri menegaskan Amien tidak tahu apa-apa dalam persoalan hoaks penganiayaan yang diciptakan Ratna.
BACA JUGA: Tuntut Pencopotan Kapolri, Amien Dituding Mau Bernegosiasi
“Begitu Pak Prabowo bilang mau jenguk Bu Ratna, dia (Amien) diajak. Apa pula ceritanya dia (Amien) yang dipanggil?" heran Fahri.
Dia setuju pendapat seorang ahli hukum yang menyebut Ratna perlu diberikan pendampingan dan pemeriksaan psikiater yang mendalam sebelum polisi mengembangkan kasus ini. Kalau tidak dilakukan, Fahri khawatir bisa terjadi kesalahan dari awal. "Lebih baik berhati-hatilah, terutama mengajak tim sukses dalam pertengkaran seperti begini," katanya.
BACA JUGA: Kembali Jalani Pemeriksaan, Ratna Sarumpaet Sehat?
Menurut Fahri, hal ini tidak produktif bagi demokrasi, polisi, penegakan hukum, dan kondusivitasnya situasi menjelang pilpres dan pileg serentak 2019. Dia meminta Polri bisa menjaga diri supaya tetap fokus pada persoalan. Menurutnya, ada begitu banyak kasus hoaks yang dilaporkan.
Nah, ujar Fahri, kalau terlalu konsentrasi pada kasus ini saja, orang akan mengatakan Polri berpolitik. "Itulah juga sebabnya (diduga) muncul serangan kepada pimpinan Polri. Saya kira karena dianggap Polri telah menjadi bagian dari pertarungan itu sehingga ada serangan kepada pimipinan Polri," jelasnya.
Menurut Fahri, hal-hal semacam inilah yang harus dihindari dari awal. Sebab, dia menegaskan, hal itu merugikan. Dia mengatakan, tidak ada untungnya bagi polisi melayani orang-orang itu. Menurut Fahri, suka tidak suka itu ada hubungannya. Sebab, ujar Fahri, begitu kasus Ratna muncul, serangan balik kepada Polri juga bermunculan. "Kan tidak bagus kalau orang itu menyerang balik," katanya.
Fahri menyarankan Polri jangan mau diajak terseret-seret dalam kasus ini. "Cukuplah kalau memang Bu Ratna yang diannggap salah, cek Bu Ratna," jelasnya.
Bahkan, lanjut Fahri, keluarga Ratna saja tidak diperiksa polisi. Padahal, katanya, ini menyangkut masalah keluarga. Seharusnya, Polri fokus pada persoalan tersebut.
BACA JUGA: Jokowi Jawab Enteng Permintaan Amien Rais
"Saya mendengar keluarganya bisa cerita ada obat tertentu yang dia makan yang orang tidak tahu kecuali keluarganya. Ya fokus ke situ dong, apa urusannya Pak Amien Rais," ungkap Fahri.
Sekali lagi, Fahri mengingatkan Polri harus menjaga diri apalagi sekarang ini ada serangan ke pimpinan Polri. Karena itu, dia meminta Polri tetap netral dan membuktikan bahwa hukum adalah panglima. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Jawab Enteng Permintaan Amien Rais
Redaktur & Reporter : Boy