JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah curiga percakapan Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha M Riza Chalid (MR), dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Maeroef Sjamsoeddin (MS) tidak direkam sendiri oleh Maroef, tapi ada orang lain.
Ini didasari analisa yang ia lakukan terhadap rekaman tersebut, bahwa suara di rekaman terdengar dari jarak yang sama. Seharusnya, bila mengacu keterangan Maroef di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), ketika rekaman diletakkan di atas meja persis di depan Maroef, maka volume suara ketiganya berbeda-beda.
"Kemarin Pak Novanto mencari tahu rekaman dilakukan secara apa. Karena rupanya bukan Maroef yang merekam itu. Jarak Pak Novanto, MS dan MR, sama dengan alat rekam. Analisanya, jarak alat rekam itu sama. Itu menandakan, rekaman itu dilakukan bukan diruangan ini (pertemuan), ada di ruangan lain," kata Fahri di gedung DPR Jakarta, Jumat (11/12).
Karenanya politikus PKS itu curiga ada penggunaan instrumen intelijen dalam operasi perekaman tetersebut. Untuk itu, Fahri mendorong kalaupun mau dilanjutkan, maka rekaman tersebut harus diteliti oleh Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) maupun Mabes Polri.
"Ada kemungkinan penggunaan alat intelijen. Yang mencurigakan, kenapa alat rekaman semua jaraknya sama. Kita bisa minta Lemsaneg, dan Mabes Polri (mengaudit rekaman). Memang ada niat jahat dengan hal ini," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Hayo loh... JK Bilang Begini, Luhut Ngomong Begitu
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alamaaaak, JK Curhat soal DPR Di Acara Internasional
Redaktur : Tim Redaksi