jpnn.com, JAKARTA - Video Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah dan jengkel dalam sidang kabinet yang baru diungkap ke publik pada Minggu (28/6), menarik perhatian Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah.
Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu bahkan bertanya kepada netizen apakah kemarahan suami Iriana itu mewakili perasaan mereka.
BACA JUGA: Pak Jokowi Sudah Emosi, Semoga Menteri Berkinerja Buruk Segera Tahu Diri
"Apakah kemarahan presiden mewakili perasanmu dinda?" cuit @Fahrihamzah, Senin dini hari (29/6).
Postingan Fahri tersebut direspons beragam oleh netizen, salah satunya pemilik akun @bsupriady.
BACA JUGA: Jokowi Ancam Reshuffle Menteri, Rizal Ramli Langsung Menyerang Kabinet
"Sayangnya, yang marah orang yang sama yang bilang perekonomian akan meroket," cuit @bsupriady.
Dalam postingan berikutnya, politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini juga merasa heran kenapa konten rapat internal kabinet 10 hari lalu itu baru diungkap ke publik melalui channel YouTube Sekretariat Presiden.
BACA JUGA: YE Sudah Menolak, Hasrat Remaja Bejat Ini Terlampiaskan, Danau jadi Saksinya
Fahri juga merasa, kemarahan mantan gubernur DKI Jakarta itu semestinya ada tindaklanjutnya.
"Pertanyaan senin: Marah besar presiden @jokowi 11 hari lalu di Istana Negara, di depan para pejabat negara. Siapa yang harus menanggapi ya? Kan marahnya serius masak enggak ada follow up? Ada yang tau?," sambung Fahri.
Sebelumnya, Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden RI Bey Triadi Machmudin mengungkap alasan kenapa video sidang kabinet 18 Juni 2020 yang bersifat intern itu baru diungkap.
"Setelah kami pelajari pernyataan Presiden, banyak hal yang baik, dan bagus untuk diketahui publik, sehingga kami meminta izin kepada Bapak Presiden untuk mempublikasikannya. Makanya baru dipublish hari ini," kata Bey, Minggu.
Bey juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengkaji secara mendalam sebelum merilis video arahan Presiden tersebut ke publik.
"Kami pelajarinya agak lama juga, pelajari berulang-ulang," tandasnya.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam