Fahri Hamzah Mempertanyakan Dasar Filosofis Pemerintah Soal Penerapan Second Home Visa

Kamis, 03 November 2022 – 13:45 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah berharap kebijakan visa dan izin tinggal terbatas rumah kedua atau Second Home Visa bukan sekadar menjadi bahan kampanye bagi Indonesia menyambut pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. 

Terlebih lagi, kata dia, dasar filosofis dari kebijakan Second Home Visa bagi warga negara asing (WNA) untuk tinggal di Indonesia selama 10 tahun itu belum disosialisasikan. 

BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Australia Perbanyak Visa Untuk Migran Terampil dan Keluarga

Fahri mengatakan hal tersebut saat menghadiri diskusi Gelora Talks bertajuk 'Second Home Visa Bagi Warga Negara Asing, Apa dan Mengapa?' yang digelar secara daring, Rabu (2/11) kemarin. 

Menurut mantan wakil ketua DPR RI itu, pemerintah hanya menjelaskan hal-hal teknis bagi WNA yang ingin memperoleh kebijakan Second Home Visa itu tanpa sosialisasi dasar filosofis

BACA JUGA: KTT G20 Makin Dekat, KBRI Beijing Mulai Kebanjiran Permohonan Visa

"Seharusnya pemerintah tidak bicara teknis dahulu, tetapi bicara lebih filosofis dan bagaimana mempersiapkan diri, sehingga gagasannya memiliki fondasi yang kuat, bukan sekadar omongan buat bahan kampanye di KTT G20," kata Fahri dalam keterangan pers DPP Partai Gelora, Kamis (3/11).

Dia menilai kebijakan Second Home Visa belum tentu bisa menarik WNA atau mantan WNI untuk berwisata ke Indonesia. 

BACA JUGA: Andi Arief Menyamakan Hasto PDIP dengan DN Aidit, Fahri Hamzah Marah

Fahri beranggapan tujuan destinasi di Indonesia masih banyak sisi minor, seperti urusan toilet yang sulit diakses wisatawan. 

"Jadi, jangankan mendatangkan orang asing, orang lokal saja kalau cari toilet susah. Hal-hal seperti ini harusnya diberesin dulu," kata mantan legislator Komisi III DPR RI itu.

Fahri merasa khawatir Second Home Visa hanya memunculkan masalah baru.

Terlebih, komunikasi pemerintah dalam mengumumkan kebijakan tersebut tidak baik. 

"Saya khawatir akan muncul masalah baru," pungkas Fahri Hamzah. (ast/jpnn)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler