Fahri Hamzah: Publik Bingung Capres Kita Bicara Apa?

Kamis, 22 November 2018 – 21:32 WIB
Fahri Hamzah. Foto: Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai capres dan cawapres maupun tim sukses belum menyajikan perdebatan publik yang substansial dan paradigmatik selama
masa kampanye Pilpres 2019.

Fahri mengatakan, isu-isu dan permasalahan bangsa yang muncul tidak digali secara mendalam dan dicari akar permasalahannya. Malah, lanjut Fahri, isu masih didominasi oleh manuver saling sindir. "Yang ada hanya jawaban-jawaban singkat dan normatif," kata Fahri, Kamis (22/11).

BACA JUGA: Orang Gila Boleh Pilih Presiden jika Sedang Tidak Kumat

Menurut Fahri, tidak terlihat adanya dialektika mazhab berpikir dari kedua calon dan tim sukses dalam mencari bentuk solusi di masa depan.

Padahal, lanjut Fahri, di saat bersamaan sebenarnya banyak isu krusial yang harusnya menjadi tema perdebatan publik.

BACA JUGA: Warga Betawi Optimistis Menangkan Jokowi - Maruf

Terutama isu kesejahteraan, yang bersentuhan langsung dengan rakyat sebagai pemilik suara yang diperebutkan kedua calon.

"Sahut menyahut para tim sukses dan capres yang tidak diatur oleh KPU, membuat tema kampanye tidak teratur. Publik pun bingung capres kita lagi bicara apa?" katanya.

BACA JUGA: Fahri: BIN Harusnya Hanya Berbisik ke Telinga Presiden

Karena itu, Fahri melanjutkan, perlu dibantu agar media semakin sistematis. Capres perlu dibantu agar semakin fokus pada isu kesejahteraan.

Dalam catatan Fahri, sejauh ini sudah banyak isu yang menyangkut kesejahteraan ini terlewat begitu saja tanpa melahirkan tawaran-tawaran solusi sistemik.

Bahkan narasi dan visi misi capres pun sulit diterjemahkan dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang muncul belakangan ini.

"Isu BPJS Kesehatan misalnya, yang merupakan program “universal coverage”, kok terkesan selesai. Padahal ini nasib kesejahteraan seluruh rakyat," jelasnya.

Menurutnya, di program nasional ini ada 96 juta penerima bantuan iuran (PBI) yang dikatagorikan miskin dan harus disubsidi. Ada jutaan nasib tenaga kesehatan (dokter, perawat, apoteker dan lain-lain), melibatkan banyak instansi dan industri dibidang kesehatan.

"Dampak yang timbul dari masalah ini begitu mendasar dan masih bagi kesejahteraan," ujarnya.

Menurut Fahri, kandidat harusnya memiliki narasi masa depan tentang isu BPJS Kesehatan. Visi misi harus harus dijabarkan dalam peta jalan yang jelas. Supaya rakyat tahu dan paham kepada siapa keberpihakan para capres ini ditujukan.

Apakah JKN tetap akan bisa ada di masa depan, bagaimana masa depan BPJS Kesehatan, mau dibawa ke mana, apakah akan dihentikan.

Kemudian, apakah BPJS dibiarkan bangkrut, apakah akan ditarik mengikuti pakem sistem jaminan sosial yang dipraktekkan di negara Eropa Barat dan Skandinavia.
"Ini harusnya dijabarkan olah masing-masing capres," jelasnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Mengaku Dilabeli sebagai Pendukung ISIS


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler