jpnn.com, LOMBOK - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyalurkan bantuan DPR RI kepada masyarakat yang menjadi korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (1/8/2018).
Selain itu, Fahri yang didampingi dua anggota DPR dari Dapil NTB, Lalu Gede Syamsul Mujahidin (Fraksi Hanura) dan M. Syafruddin (Fraksi PAN), serta tim dari DPR, juga memantau aktivitas tanggap darurat gempa yang terjadi pada Minggu (29/7/2018) lalu.
BACA JUGA: Bawa Bantuan DPR, Fahri Hamzah ke Lokasi Gempa Lombok
Fahri mengatakan total bantuan yang dibawanya atas amanah dari pimpinan dan anggota DPR, untuk masyarakat korban gempa Lombok adalah sebesar Rp 100 juta, berupa sembako dan uang tunai.
“Bantuan ini, dari anggota dan pimpinan DPR yang menitipkan gaji mereka untuk korban. Ketua DPR juga menitipkan sekitar Rp 50 juta sehingga total dana yang terkumpul sebesar Rp 100 juta,” sebut Fahri saat mengunjungi tenda pengungsian.
BACA JUGA: Ketua DPR: Segera Menangani Bencana Kelaparan di Maluku
Kunjungan Fahri beserta rombongan dari DPR ke lokasi gempa Lombok ini difokuskan di Desa Obel-obel dan Desa Madayin, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur. Pasalnya, dua daerah ini episentrum gempa dan terdampak sangat parah, namun minim penanganan sehingga rata-rata korban mengalami trauma berat.
Fahri dan rombongan juga memberikan motivasi agar warga tidak takut dan kembali beraktifitas seperti biasa.
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Pemilu 2019 Ajang Pembantaian Parpol Kecil
“Kita harus ingat, ketika lahir semua tidak ada yang membawa apa-apa dari rahim ibu. Jadi ketika kita nanti dipanggil Allah, semua yang ada di dunia ini juga bakal kita tinggalkan. Artinya, kita tidak boleh sedih terus-menerus. Mari sama-sama bangkit dan gotong royong untuk membersihkan sisa-sisa bangunan yang rusak,” ajaknya.
Kepada anak-anak, politisi dari PKS itu meminta agar kembali ke sekolah, tidak boleh putus belajar meski gedung sekolah rusak.
“Bapak-bapak dari BNPB dan lembaga lain sudah mendirikan sekolah darurat di tenda-tenda, ini harus dimanfaatkan,” papar Fahri seraya juga mendesak pemerintah, agar segera menuntaskan dan menyalurkan bantuan nyata ke para korban, khususnya bantuan fisik atau rumah.
"Karena ada beberapa warga yang rumahnya hancur rata dengan tanah. Ini prioritaskan dahulu," tambahnya lagi.
Fahri juga menjelaskan, bahwa potensi bahaya yang mungkin terjadi selain gempa bumi, di Lombok Timur yaitu gerakan tanah. Sebbab. berdasarkan laporan yang diterimanya, pihak PVMBG telah melakukan pemetaan di beberapa wilayah.
"Titik yang terjadi kerusakan tanah karena proses deformasi atau gerakan tanah sebaiknya tidak digunakan pembangunan kembali rumah rusak berat," pungkasnya.
Diketahui, gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter dengan kedalaman 24 km mengguncang pulau Lombok dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat, dan Pulau Bali, pada hari Minggu (29/7/2018). Sedang pusat evakuasi terjadi di wilayah Sembalun yang merupakan salah satu pos pendakian menuju Gunung Rinjani yang sedang ramai pengunjung.
Per hari Senin (30/7/2018) kemarin, terdapat 543 orang pendaki yang berhasil dievakuasi setelah sempat terjebak akibat 4 dari 5 jalur pendakian putus akibat gempa.
Selain korban jiwa 16 orang dan 300 lebih warga terluka, gempa di Lombok Timur menimbulkan kerusakan fisik parah pada ribuan bangunan rumah, gedung fasilitas publik dan perkantoran.
Pemerintah provinsi NTB menetapkan waktu tanggap darurat hingga hari Kamis (2/8/2018) dan berbagai unsur dari kementrian terkait, lembaga sosial kebencanaan dan TNI – Polri telah tiba untuk menolong warga dan melakukan evakuasi.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet Berharap Penanganan Pascagempa NTB Cepat dan Masif
Redaktur : Tim Redaksi