jpnn.com, PARIS - Delegasi Tim Implementasi Reformasi DPR RI, yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah diterima Raphel Gerard selaku Ketua Fraksi Partai Berkuasa yaitu En’ Marche di Parlemen Prancis, Paris, Selasa (11/12/2018) kemarin.
Saat menyaksikan Parlemen Prancis bersidang, Fahri Hamzah selaku Ketua Tim Implementasi Reformasi DPR RI berharap kerja sama antara Parlemen Indonesia dan Prancis dapat ditingkatkan, termasuk sistem pendukung kepada Anggota Parlemen.
BACA JUGA: Demi NKRI, FKPPI Dukung Pemerintah Lawan Isu PKI
“Karena itu, kami ingin sekali kerja sama ditingkatkan. Mudah-mudahan, Kaukus Kerja sama Indonesia - Perancis di Parlemen ini, bisa bekerja sama dengan kami untuk meningkakan kemampuan dan kapasitas dari Parlemen Indonesia,” harapnya lagi.
Fahri mengaku cukup kaget melihat Rapat Paripurna Parlemen Prancis yang cukup gaduh. Karena dia mengira semakin advance demokrasinya, DPR-nya semakin sepi dari kegaduhan.
BACA JUGA: DPR RI dan Parlemen Myanmar Sepakat Bentuk GKSB
“Ternyata justru, semakin advance demokrasinya, DPR ini semakin ribut,” kata Fahri yang lantas menceritakan pengalamannya saat memimpin sidang DPR, dimana salah satu anggotanya hampir memukul pimpinan sidang.
Tetapi, lanjut Fahri, itu dulu. Sekarang, setelah era digital tidak ada lagi peristiwa tersebut karena orang dibatasi bicara secara otomatis melalui mikrofon.
BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi Usulan KPK soal Parpol Dibiayai Negara
"Itulah di antara yang akan kami perbaiki ke depan, dan mudah-mudahan kami bisa kerja sama terus dengan Parlemen Prancis ini," sebut politikus dari PKS itu.
Menanggapi respons delegasi Tim Impelementasi Reformasi DPR yang disampaikan Fahri Hamzah, Raphel Gerard selaku Ketua Fraksi Partai Berkuasa di Parlemen Prancis, membenarkan soal kegaduhan tersebut.
Kata dia, memang saat sidang sesi pertanyaan pemerintah dan anggota parlemen yang digelar setiap Selasa dan Rabu itu, secara tradisi selalu ramai.
“Apalagi sekarang ada aksi demo yang dilakukan massa bernama 'Rom[i Kuning' itu, yang berunjuk rasa sudah sejak empat minggu lalu. Bahkan, dengan segala macam kekerasan yang dilakukannya. Jadi hari ini itu lebih ramai dari yang biasanya," beber Raphel.
Raphel juga mengatakan bahwa sidang yang dilakukan antara Parlemen dengan Pemerintah, disiarkan semua stasiun televisi, dan disaksikan rakyat Prancis.
"Mereka, anggota Parlemen mau menunjukan eksistensinya di depan rakyat, mengingat mereka sebagai wakil rakyat. Jadi banyak, boleh dikatakan akting-nya gitu lah," ujarnya lagi.
Sebelumnya, Raphel juga menceritakan kalau dirinya bersama sejumah anggota Parlemen Prancis, mengunjungi Indonesia, khususnya Pulau Bali, dalam rangka menghadiri Konferensi Our Ocean, sekitar satu setengah bulan lalu, dan sejumlah pertemuan lainnya.
"Kami juga melakukan kunjungan ke Palu bersama Duta Besar Prancis di Jakarta, pasca-gempa beberapa waktu lalu, guna melihat tempat penjernihan air karena pasca gempa bumi tidak ada lagi air bersih," katanya.
Di Palu, Parlemen Prancis menyerahkan bantuan berupa mesin penjernihan air sebanyak dua unit. Ke dua unit mesin itu untuk masyarakat Palu, bila mana terjadi lagi peristiwa serupa.
"Kami juga berkesempatan bertemu dengan Gubernur Palu," papar Raphel Gerard.
Tim Implementasi Reformasi DPR RI berada di Prancis untuk melakukan studi mendalam modernisasi DPR, yang saat ini telah menyelesaikan cetak biru dan masuk tahap implementasi.
Delegasi DPR RI terdiri dari Sodiq Mujahid (Fraksi Gerindra), Ahmad Riski Sadig (Fraksi PAN), Mafirion (Fraksi PKB), Jazuli Juwaini (Fraksi PKS), Arsul Sani (Fraksi PPP), Muchtar Luthfi (Fraksi NASDEM), Lalu Gede Mujahidin (Fraksi HANURA), serta Badan Keahlian DPR dan Tenaga Ahli. Selain bertemu dengan AFA, DPR juga bertemu Majelis Nasional (Parlemen Prancis) dan partai berkuasa En Marche.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pekerja Proyek Trans Papua Dibantai KKB, Fahri Hamzah Geram
Redaktur : Tim Redaksi