jpnn.com, SYDNEY - Wakil Ketua DPR RI,Fahri Hamzah menegaskan bahwa di era keterbukaan informasi sekarang ini, fakta di dalam negara tidak boleh dibuat ghaib atau mitos, tetapi harus rasional.
Beda dengan rezim otoriter, yang lebih banyak menyembunyikan fakta daripada menceritakan apa adanya dan medianya juga tidak bebas saat itu.
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Tim Sudah Menyusun Blue Print Reformasi DPR RI
"Sekarang ini kita sudah bebas betul, tidak ada lagi agenda yang disembunyikan karena semua harus dibahas dan diletakkan di atas meja dan semua itu scientific," kata Fahri Hamzah saat memimpin delegasi DPR RI melakukan pertemuan dan bersilaturahmi dengan Konjen RI (KJRI) dan staff serta warga Indonesia di Sydney, Australia, Minggu (26/11).
Delegasi yang dipimpin Wakil Ketua DPR Koodinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) Fahri Hamzah ini diterima langsung oleh Konjen RI di Sydney, Yayan Ganda Hayat Mulyana.
BACA JUGA: Pemerintah Harus Serius Mengkaji Dampak Erupsi Gunung Agung
Fahri sendiri didampingi sejumlah anggota DPR antara lain Maman Imanulhaq (F-PKS), Dadang Rusdiana (F-Hanura), dan Arteria Dahlan (F-PDIP), juga Kepala Badan Keahlian Setjen DPR Johnson Radja Gukguk.
Melanjutkan sambutannya, Fahri mengatakan kalau bicara soal negara jangan ada yang ghaib, karena bisa berbahaya. Negara, menurutnya harus rasional, transparan (terbuka), dan bisa diperdebatkan apapun itu.
BACA JUGA: Aturan di Sektor Pertambangan dan Perkebunan Tumpang Tindih
"Kalau agama itu memang salah satu doktrinnya, orang harus percaya kepada yang ghaib. Tapi kalau kita bicara negara, tidak ada yang tabu. Ini yang mau kita tradisikan," katanya.
Memang diakui politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu kalau kaki dari orang Indonesia itu ada dua, satunya dibeton oleh kultur agama, cultur dan lain-lain, sedang satu lagi kakinya bebas.
Fahri mengatakan, di era seperti saat ini, DPR harus mampu mengelola kepentingan publik, mengingat DPR ini merupakan lembaga yang rasional.
Ada keinginan dari para wakil rakyat untuk membuat lembaga DPR ini lebih kuat dan solid, dan mencoba lepas dari sisa-sisa dari kulltur lama atau orde baru. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaji Ulang Anggaran Pemeliharaan Jembatan Barelang
Redaktur : Tim Redaksi